IMPLEMENTASI PENGENDALIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROSES GRINDING DAN WELDING DI PT.X
ABSTRACT: Manajemen K3
memiliki kaitan yang sangat erat dengan manajemen risiko karena keberadaan
bahaya dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan atau insiden serta risiko
menggambarkan besarnya potensi bahaya. PT.X adalah sebuah perusahaan fabrikasi
yang berada di Cilegon yang memproduksi diantaranya pressure vessel, heat
exchanger, fire & water tube boiler. Dari data tahun 2009-2012 proses
grinding dan welding memiliki frekuensi kecelakaan kerja yang sering terjadi
dibanding dengan proses lain dengan total kecelakaan kerja sebanyak 63 kasus.
Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu mengidentifikasi risiko kecelakaan
kerja, menghitung risk score kecelakaan kerja, menghitung biaya kecelakaan
kerja dan mengidentifikasi usulan pengendalian risiko kecelakaan kerja. Metode
Robinson adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi
dalam pengendalian kecelakaan kerja dengan melakukan pengolahan data terhadap
data kecelakaan kerja yang terjadi pada industri dengan tiga klasifikasi
variabel yaitu bagian badan yang terluka, sifat jejas dan ada tidaknya hilang
hari kerja. Hasil yang didapat identifikasi risiko bahaya kecelakaan kerja pada
proses grinding dan welding diantaranya terkena percikan api, tergores material
yang berkarat, cedera muskoloskeletal, terkena material lain yang mudah
terbakar, terpeleset, terkena droplet metal panas, terkena spatter,
terjepit..arde (ground), mata kemasukan gram. tersetrum, terhirup debu sisa
material, terjadi ledakan gas, terhirup gas pengelasan, bising jatuh dari
ketinggian, terkena fume dan terpapar cahaya ultraviolet. Risk score terbesar
pada tahun 2010 sebesar 285.42% dengan nilai IFR 10.69, ISR 2.67 dan
probability sebesar 0.10. Total biaya kecelakaan kerja langsung Rp 846.800 dan
biaya overhead Rp 418.489. Usulan pengendalian risiko diataranya dengan
penggunaan APD dengan tetap adanya pengawasan, adanya punisment atau sangsi
apabila ada yang melanggar dan adanya reward kepada pekerja yang mematuhi K3,
area bebas dari material atau bahan yang mudah terbakar, memberi arahan kepada
pekerja atau operator (safety induction), menyediakan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan), diberi sekat atau partisi dan jarak antar proses atau kegiatan,
penempatan sirkulasi udara yang tepat dan benar, tersedianya isolator getaran
pada grinding.
Penulis: Vinanti Nurul Saskia,
Shanti Kirana Anggraeni, Wahyu Susihono
Kode Jurnal: jptindustridd140503