Angka Kejadian Delayed Speech Disertai Gangguan Pendengaran pada Anak yang Menjalani Pemeriksaan Pendengaran di Bagian Neurootologi IKTHT-KL RSUP Dr.Moh. Hoesin
Abstract: Delayed Speech
adalah keterlambatan proses bicara seorang anak dibandingkan dengan proses
bicara anak seusianya. Delayed Speech merupakan masalah utama yang sebagian
besar diakibatkan oleh gangguan pendengaran.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui prevalensi delayed speech dan pemeriksaan pendengaran yang sesuai
pada anak dengan gangguan pendengaran di
Bagian Neurootologi Departemen Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher (IKTHT-KL) RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang Periode Januari 2010-Maret 2012.Penelitian deskriptif
obser-vasional dengan menggunakan data sekunder berupa hasil timpanometri, OAE
dan BERA di Klinik subdivisi Neurotologi bagian THT-KL Periode Januari
2010-Maret 2012. Deskripsi meliputi distribusi usia, jenis kelamin, derajat
gangguan pendengaran, gambaran OAE dan penyebab gangguan pendengaran. Sampel
penelitian adalah 513 pasien. Terdapat 452 pasien delayed speech yang disertai
gangguan pendengaran. Prevalensi pada periode Januari 2010 hingga Maret 2012
adalah 88,4%. Distribusi jenis kelamin laki-laki 343 pasien (66,9%) dan
perempuan 170 pasien (33,1%). Pasien berusia 0-1 tahun sebanyak 36 pasien
(7%), lebih dari 1-2 tahun sebanyak 142
(27,7%), lebih 2-3 tahun sebanyak 128
pasien, lebih dari 3-4 tahun sebanyak 71
pasien (13,8%),lebih dari 4-5 tahun sebanyak 43 pasien (8,4%), lebih dari 5-6
tahun sebanyak 36 (7%) dan lebih dari 6 tahun adalah sebanyak 57 (11,1%).
Gangguan bilateral didapatkan sebanyak 71,2%, dan unilateral sebanyak 17,2%.
Distribusi derajat gangguan pendengaran telinga kanan: tuli sangat berat
sebanyak 38,4%, tuli sedang berat sebanyak 19,5%, tuli ringan sebanyak 24,2%,
pendengaran normal sebanyak 17,9%. Gambaran OAE pass pada telinga kanan
sebanyak 41,5%, OAE refer sebanyak 52,8%
dan OAE pass dengan gambaran BERA abnormal mulai derajat sedang adalah sebanyak
5,6%. Gambaran OAE pass telinga kiri
adalah 47,1%, refer 48,5%, dan OAE pass
dengan gambaran BERA abnormal mulai derajat sedang adalah sebanyak 4,2%.
Derajat gangguan pendengaran telinga kiri: tuli sangat berat sebanyak 18,7%,
tuli sedang berat sebanyak 48,6%, tuli ringan sebanyak 17,2%, pendengaran
normal sebanyak 15,6%. Predisposisi TORCH dan infeksi intrauterin sebanyak
7,6%, obat-obatan sebanyak 8,8%, lahir SC sebanyak 15,2%, hiperbilirubinemia
sebanyak 6,2%, asfiksia sebanyak 8,2%, riwayat infeksi postnatal 20,5%, trauma
kepala 13,8%, dan perdarahan telinga
2,5%. Prevalensi delayed speech disertai gangguan pendengaran adalah
88,3% dan pemeriksaan BERA memerlukan penunjang lain seperti OAE dalam
menegakkan diagnosa gangguan pendengaran
Penulis: Sarah Novi Lia Sari,
Yuli D Memy, Abla Ghanie
Kode Jurnal: jpkedokterandd150457