FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN CEDERA BAHU PADA PEMAIN BULUTANGKIS DI KOTA SEMARANG
Abstract: Aktivitas olahraga
banyak menggunakan kemampuan lengan secara berlebihan dan berulang- ulang dan
dengan frekuensi tinggi. Peralatan olah raga yang tidak ergonomis akan menyebabkan
timbulnya otot bekerja berlebihan. Pemain bulutangkis sangat rentan terhadap
terjadinya cedera pada bahu
Tujuan: Menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
cedera pada bahu pemain bulutangkis di kota Semarang.
Metode: Survai cross sectional analitik ini melibatkan 80 responden yang
diambil secara acak proporsional dari 30 klub bulutangkis di kota Semarang.
Data faktor risiko diambil melalui wawancara dengan kuesioner, Tekhnik
pengambilan sampel dengan proporsional random sampling, dimana didapatkan
sebanyak 80 sampel.
Data dianalisis menggunakan
program komputer.
Hasil: Cedera bahu dialami oleh 67,5% pemain, 48,1% karena kurang pemanasan, 88,9%
karena teknik keliru, 20,4%
karena kebugaran rendah, dan 14,8%
karena nutrisi kurang seimbang. Sedangkan jenis cedera yang sering
terjadi yaitu spasme otot (45%), sprain (8,8%), strain (6,3%), dislokasi (5%),
subluksasio (1,3%) dan ruptur
ligamentum (1,3%). Hasil analisis bivariat
dengan chi square didapatkan
hasil, ada hubungan yang signifikan
antara kurang pemanasan dengan kejadian cedera bahu (p = 0,000), ada hubungan
yang signifikan antara teknik keliru dengan kejadian cedera bahu (p = 0,000),
ada hubungan yang signifikan antara kebugaran rendah dengan kejadian cedera
bahu (p = 0,013), ada hubungan yang signifikan antara nutrisi kurang seimbang
dengan kejadian cedera bahu (p = 0,039). Sedangkan analisis multivariat
didapatkan faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian cedera bahu dalam
penelitian ini adalah kurang pemanasan, dimana diperoleh nilai p = 0,003 dan OR
= 11.573.
Penulis: Indah Nurul
Maghfiroh, Sigit Muryanto, M.Riza Setiawan
Kode Jurnal: jpkedokterandd150434