Kesehatan Jiwa di Indonesia dari Deinstitusionalisasi sampai Desentralisasi
Abstract: Deinstitusionalisasi
adalah kebijakan di bidang kesehatan jiwa yang dimulai di negara-negara maju
sekitar tahun 1950. Kebijakan tersebut telah dilakukan di Indonesia, meskipun
informasi tentang keberhasilan dan kegagalan masih terbatas pada pendapat
profesional di kalangan psikiatri. Disaat program ini belum sepenuhnya
berhasil, Indonesia mengalami perubahan politik yang mengantarkan pada
kebijakan desentralisasi. Pada saat yang bersamaan, muncul masalah kekurangan
tenaga dokter spesialis psikiater. Tujuan analisis ini adalah untuk melakukan
kajian terhadap berbagai masalah yang berkaitan dengan psikiater dan deinstitusionalisasi
pada era desentralisasi. Dalam artikel ini disajikan beberapa kondisi yang
terjadi di negara lain serta kajian terhadap kebijakan yang ada di Indonesia.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa di Indonesia
terjadi kekurangan tenaga psikiater, masalah deinstitusionalisasi terkait erat
dengan pembiayaan bidang kesehatan. Perlu kajian lebih mendalam tentang dampak
dan model yang sesuai untuk Indonesia melalui penelitian terapan, riset
operasional khususnya di bidang kesehatan jiwa masyarakat. Desentralisasi akan
berhasil meningkatkan pembangunan kesehatan jiwa apabila ada perkuatan dukungan
lintas sektor khususnya legislatif.
Penulis: Sri Idaiani
Kode Jurnal: jpkesmasdd100177

Artikel Terkait :
Jp Kesmas dd 2010
- Identifikasi Penyebab Diare di Kabupaten Karangasem, Bali
- Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Petugas terhadap SOP Imunisasi pada Penanganan Vaksin Campak
- Pengetahuan dan Praktek Keluarga Sadar Gizi Ibu Balita
- Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kejadian Malaria di Perdesaan
- Langkah Kedepan Mempercepat Penurunan Kematian Ibu di Indonesia
- District Health Information System on Maternal, Newborn and Child Health How Good Is It? A Case of Deli Serdang and Sumedang Districts
- Determinan Abortus di Indonesia
- Keracunan Pestisida dan Hipotiroidisme pada Wanita Usia Subur di Daerah Pertanian
- Perbandingan Dua Metode Estimasi Pajanan Pestisida di Tempat Kerja
- Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga di Kelurahan Tanah 600, Medan
- Kebijakan Pengelolaan Kualitas Udara Terkait Transportasi di Provinsi DKI Jakarta
- Persepsi Risiko Berkendara dan Perilaku Penggunaan Sabuk Keselamatan di Kampus Universitas Indonesia, Depok
- Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang, Sumatera Barat
- Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat serta Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Sekolah Lanjutan Atas, di Kabupaten Mandailing Natal
- Efektivitas Program Fortifikasi Minyak Goreng dengan Vitamin A terhadap Status Gizi Anak Sekolah di Kota Makasar
- Konsumsi Makanan dan Kejadian Anemia pada Siswi Salah Satu SMP di Kota Makassar
- Mengenal Rancang Bangun Program Keluarga Harapan Kesehatan
- Sekolah Dasar Pintu Masuk Perbaikan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Seimbang Masyarakat
- Pengetahuan Gizi dan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Dasar Penderita Anemia setelah Mendapatkan Suplementasi Besi dan Pendidikan Gizi
- Faktor Risiko Obesitas pada Orang Dewasa Urban dan Rural
- KIE untuk Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Flu Burung di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
- Kampanye dan Penggunaan Garam Beryodium di Desa Leuwiliang, Jawa Barat
- Pelayanan Rumah Sakit bagi Masyarakat Miskin (Studi Kasus di Enam Wilayah Indonesia)
- Kinerja Penyuluhan Keluarga Berencana di Indonesia: Pedoman Pengujian Efektivitas Kinerja pada Era Desentralisasi