UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe blossfeldiana Poelln.) pada Plasmodium falciparum 3D7
Abstrak: Malaria merupakan
salah satu masalah serius yang dialami oleh beberapa negara tropis karena
meningkatnya parasit malaria (Plasmodium) yang resisten terhadap obat-obat
antimalaria. Oleh sebab itu perlu dicari obat antimalari baru, salah satunya
tanaman cocor bebek (Kalanchoe blossfeldiana Poelln.) digunakan secara luas oleh
masyarakat indonesia sebagai tanaman obat dan tanaman hias. Penelitian ini
diawali dengan proses pembuatan ekstrak etanol daun cocor bebek menggunakan
alat maserator dan etanol 96% sebagai pelarut. Plasmodium falciparum 3D7 yang
akan digunakan dalam uji, terlebih dahulu dilakukan kultur sinambung sesuai
metoda Trager and Jansen. P. falciparum
ditempatkan ke dalam lempeng sumur 24 masing-masing berisi 1 mL dengan
tingkat parasitemia ± 1% dalam medium
RPHS. Diseluruh sumur, medium RPHS diganti dengan medium RPHS yang mengandung
ekstrak etanol daun cocor bebek berbagai konsentrasi (1 sampai1x10-7
µg/mL). Kultur diinkubasi selama 48 jam,
setelah inkubasi parasit dipanen dan dibuat sediaan apusan darah tipis yang
diberi pewarnaan Giemsa. Uji aktivitas antimalaria ditentukan dengan
parasitemia, persen pertumbuhan dan hambatan parasit. Data dianalisis secara
statistika menggunakan metode analisis probit untuk menghitung hambatan parasit
sebesar 50% (IC50). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun cocor
bebek memiliki efek antimalaria dengan nilai IC50 sebesar 0,022 µg/mL.
Penulis: Faizal Hermanto,
Yenny Febriani Yun, Lilis Siti Aisyah, Tri Reksa Saputra, Arif Rahman Hakim,
Ade Kania Ningsih, Tati Herlina, Euis Julaeha, Achmad Zainuddin, Unang
Supratman
Kode Jurnal: jpfarmasidd140362