UJI TERATOGENIK EKSTRAK AIR DAUN KECUBUNG GUNUNG (Brugmansia suaveolens Bercht & Presl.) PADA TIKUS WISTAR

ABSTRAK: Daun dan Bunga Kecubung gunung secara empiris telah digunakan sebagai anti asma atau bronkodilator. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan (Ita Nur Anisa,dkk) bahwa daun kecubung gunung memiliki efek bronkodilator pada dosis 25 mg/kg bb dan hasil uji toksisitas akut ekstrak air daun kecubung gunung menyebabkan 60% kematian pada hewan percobaan pada dosis 5000 mg/kg bb. Untuk memperoleh informasi lebih spesifik, maka dilakukan uji teratogenik untuk melihat abnormalitas fetus yang terjadi karena pemberian zat selama fase perkembangan embrio atau organogenesis, meliputi abnormalitas bagian tubuh luar, jaringan lunak serta kerangka fetus. Pengujian ini dilakukan secara in vivo pada hewan percobaan.
Ekstrak air daun kecubung gunung (Brugmansia suaveolens Bercht & Presl.) diberikan pada tikus dewasa betina hamil pada dosis 23,77 mg/kg bb, 95,0 mg/kg bb dan 950,5 mg/kg bb selama fase organogenesis secara peroral pada hari ke-6 sampai hari ke-15 kehamilan, kemudian tikus dibedah pada hari ke-20 kehamilan. Pemberian dosis 950,5 mg/kg bb menyebabkan penurunan bobot rata-rata induk pada H-20 kehamilan dan menyebabkan penurunan jumlah fetus serta pemberian semua dosis uji menyebabkan penurunan bobot rata-rata fetus. Penurunan tersebut berbeda bermakna secara statistic antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis uji pada (p<0,05). Semua dosis yang digunakan tidak berpengaruh pada fisik fetus dan tidak menyebabkan kelainan pada jaringan lunak dan jumlah kerangka fetus.
Kata kunci: Kecubung gunung, Brugmansia suaveolens Bercht & Presl., Teratogenik, Fase Organogenesis
Penulis: Ita Nur Anisa,Ismi Muslimah, Afifah B. Sutjiatmo, Andreanus A. Soemardji
Kode Jurnal: jpfarmasidd140346

Artikel Terkait :