ANALISIS TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN YANG DAPAT KERJASAMA DENGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN KARAWANG
Abstrak: Kurang berkembangnya dan
berkontribusinya Sektor Perikanan terhadap Gross National Product (GNP)
khususnya Sektor Perikanan Tangkap di KabupatenKarawang, sebahagian besar
disebabkan oleh keterbatasan Modal dan kurang tepatnyaUsaha Perikanan Tangkap
dikembangkan.Penelitian ini mencoba menganalisiskelayakan finansial usaha
perikanan tangkap dan kemitraan dengan LembagaKeuangan. Metode Analisis mengacu
kepada Hanley dan Spash (1993) meliputiAnalisis Net Present Value (NPV), Net
Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio), Interest Rate OfReturn (IRR), Return of
Investment (ROI) dan PayBack Period (PP). Hasil Analisis menunjukkan bahwa
Usaha perikanan Jaring Insang Hanyut (JIH), Sero dan JaringInsang Tetap (JIT)
merupakan Usaha Perikanan Tangkap yang kondisi Finansialnya bagus (NPV Jaring
Insang Hanyut /JIH = Rp. 77.818.138,- NPV Sero = Rp.83.894.081.- dan NPV Jaring
Insang Tetap/JIT = Rp.91.005.295.- dan ketiga UsahaPerikanan tangkap mempunyai
NPV, B/C Ratio, IRR, ROI dan PP sesuai yangdisyaratkan, sehingga dapat
dikembangkan dan layak mendapatkan dukungan dariLembaga Keuangan. Sedangkan
Alat Tangkap Pukat Udang dan Pukat Pantai tidak layak dikembangkan.Ada tiga
lembaga keuangan yang potensial yang dapat mendukung usaha perikanan tersebut,
namun untuk saat ini hanya KUD Mina Singa Perbangsa danBank BRI yang dibutuhkan
peranannya yaitu Rp.703.500.000.- tiap tahun dan dari Bank BRI terdiri dari
Kredit Bisnis Umum, Kredit Usaha Pedesaan (KUPEDES) yang dapatdioptimalkan
mencapai Rp.4.030.000.000.- Rp. 806.000.000.- dan Rp.120.900.000.- tiap tahun.
Beberapa lembaga keuangan lainnya yang belum beroperasi disebabkan skala kredit
yang ditanamkan tidak cocok, relasinya belum terbangun, masalah penjaminan
serta faktor kepercayaan.
Penulis: Charles Bohlen Purba
Kode Jurnal: jpakuntansidd120572