DAMPAK ZONASI DAN PARIWISATA ATRAKSI HIU PAUS TERHADAP KOMUNITAS KWATISORE
ABSTRAK: Pembentukan kawasan
konservasi, khususnya kawasan yang ditetapkan menjadi taman nasional bukanlah
tanpa masalah. Banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
pembentukan suatu kawasan menjadi taman nasional berdampak pada terjadinya
marginalisasi terhadap masyarakat terutama masyarakat yang telah lama bermukim
di kawasan konservasi karena penetapan zonasi dan pariwisata. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih jauh dampak dari zonasi dan
pariwisata terhadap marginalisasi masyarakat yang telah bermukim lama di dalam
taman nasional. Penelitian ini dilakukan di Taman Nasional Teluk Cenderawasih
khususnya di Kampung Kwatisore, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, implementasi zonasi di kawasan
Perairan Kwatisore tidak mempengaruhi akses komunitas Kwatisore terhadap sumber
daya alam. Kedua, adanya pariwisata memberikan penghasilan tambahan terhadap
komunitas Kwatisore. Tambahan penghasilan berasal dari penjualan souvenir,
penyewaan perahu, dan pengadaan upacara adat penyambutan tamu. Ketiga,
dilapangan juga ditemukan bahwa keberadaan bagan dan Keramba Jaring Apung (KJA)
memberikan perubahan terhadap teknologi penangkapan sekaligus juga memberikan
tambahan pendapatan bagi komunitas Kwatisore. Jadi implementasi zonasi,
keberadaan pariwisata, bagan dan KJA tidak menyebabkan terjadinya marginalisasi
terhadap komunitas Kwatisore.
Penulis: Rehastidya Rahayu,
Soeryo Adiwibowo, Arif Satria
Kode Jurnal: jpsosiologidd160156