DILEMA KOLEKTIVITAS PETANI KOPI: TINJAUAN SOSIOLOGI WEBERIAN (Kasus Petani Kopi di Nagori Sait Buttu Saribu, Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini
adalah menganalisis proses munculnya dilemma kolektivitas dan upaya
mengatasinya dalam kelembagaan kelompok tani serta menganalisis karakteristik
kelompok tani untuk menfasilitasi tindakan kolektif dalam menghadapi pasar
ekspor. Tindakan kolektif berkenaan dengan moral dan budaya, berbeda dengan
tindakan rasional yang didasari oleh pilihan-pilihan individu. Tindakan
kolektif dimaknai sebagai tindakan sukarela yang diambil oleh kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Pembahasan mengenai tindakan kolektif erat kaitannya
dengan modal sosial. Modal sosial menjadi faktor yang menjadi penyebab dan
hasil tindakan kolektif. Keterkaitan teori tindakan kolektif dan modal sosial
adalah unsur-unsurmodal sosial (kepercayaan, jaringan dan institusi) yang
menjadi kerangka sekaligus syarat bagi tindakan kolektif. Penelitian ini
merupakan studi riwayat hidup.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilemma
kolektivitas petani muncul apabila kepentingan individu lebih dominan
dibandingkan kepentingan kelompok. Dilema kolektivitas petani dapat
“dijinakkan” dengan kepercayaaan antar individu yang tergabung dalam kelompok
tani. Tindakan kolektif dalam bentuk kelembagaan kelompok tani dapat membantu
petani untuk memenuhi persyaratan ketat yang diajukan oleh pasar ekspor.
Karakteristik kelompok tani yang dapat menfasilitasi tindakan kolektif adalah:
jumlah anggota kecil , kelompok dibentuk atas iktan ketetanggaan, ketua kelompo
ksekaligus menjadi pedagang dan ada pemberian insentif pada individu yang
tergabung dalam kelompok.
Penulis: Rokhani, Titik
Sumarti, Didin S. Damanhuri, dan Ekawati Sri Wahyuni
Kode Jurnal: jpsosiologidd160173