EKOWISATA, SISTEM NAFKAH, DAN DECOUPLING SUSTAINABILITY DI WAKATOBI, SULAWESI TENGGARA
ABSTRAK: Penelitian ini
dilaksanakan di Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara
keseluruhan wilayah adminstrasi Wakatobi merupakan taman nasional yang
ditetapkan berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan No.7651/KPTS-II/2002
tanggal 19 Agustus tahun 2002.Taman Nasional Wakatobi merupakan taman laut
terbesar kedua yang di miliki Indonesia dan menjadi salah satu Daerah Tujuan
Wisata nasional. Merupakan cagar Biosfer terbaru Indonesia yang ditetapkan oleh
UNESCO melalui sidang ke-24 ICC-MAB program pada tahun 2012 di Paris. Posisi
Geostrategis Wakatobi di tengah pusat karang dunia, menyebabkan daerah ini
sebagai wilayah yang memiliki keanekaragamn hayati yang sangat tinggi dan
mempunyai pemandangan alam bawah laut yang indah dan eksotik. Keunggulan lokasi
(geographical advantage) menjadi alasan Pemerintah Daerah menetapkan Ekowisata
sebagai paradigma pembangunan wilayah Wakatobi. Penelitian ini bertujuan
melihat sistem penghidupan dan tingkat resiliensi rumahtangga setelah ekowista
dikembangkan di Wakatobi menggunakan pendekatan “Sustainable Livelihood
aproach”. Hasil kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan ekowisata belum
berkontribusi besar dalam pembangunan wilayah karena terjadi persoalan
”Decoupling Sustainability”, hal ini menghambat tercapainya tujuan pembangunan
wilayah yang berbasiskan ekowisata yaitu kelesetarian alam terjaga dan
masyarakat lokal memperoleh manfaat. Tetapi yang terjadi adalah pembangunan
ekowisata yang belum inklusif sehingga hanya lapisan rumahtangga atas yang
mampu mengakses peluang yang tersedia. Ekowisata pada dasarnya dapat
meningkatkan resiliensi ekonomi rumahtangga.
Penulis: Kasmiati, Arya Hadi
Dharmawan
Kode Jurnal: jpsosiologidd160178