EKSPANSI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN PERUBAHAN SOSIAL EKOLOGI PEDESAAN
ABSTRAK: Ancaman terbesar
terhadap hutan Indonesia adalah maraknya pembukaan perkebunan kelapa sawit
baru. Indonesia menduduki peringkat teratas berdasarkan kuantitas perluasan
perkebunan dan laju penanaman kelapa sawit. Riau berada di peringkat pertama
dengan kontribusi sebesar 29 persen terhadap total produksi minyak sawit
nasional.Laju perluasan perkebunan kelapa sawit diantaranya dengan jalan
mengalihfungsikan kawasan hutan, kebun rakyat, dan lahan pertanian. Permintaan
lahan untuk ekspansi perkebunan sawit di Provinsi Riau terus meningkat sehingga
telah memicu tingginya angka konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit,
ekspansi ini juga sudah mengarah ke kawasan konservasi. Banyak kasus konversi
lahan dilakukan secara illegal seperti yang terjadi pada kawasan lindung dan
konservasi. Taman Nasional Tesso Nilo
(TNTN) adalah salah satu Taman Nasional di Provinsi Riau tepatnya di Kabupaten
Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu yang tidak luput dari aktivitas konversi
lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Ekspansi kelapa sawit telah menimbulkan
berbagai dampak seperti terjadinya perubahan bentang alam, relokasi tanah dan
sumber daya alam, perubahan ekonomi dan perubahan sosial. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan disekitar
lanskap Taman Nasional Tesso Nilo, perubahan sistem naflah masyarakat lokal dan
kerentanan rumah tangga petani. Studi dilakukan di desa sekitar kawasan konservasi
yang terkena dampak ekspansi kelapa sawit. Data dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan analisis spasial dan analisis sistem penghidupan. Dari hasil
penelitan diketahui bahwa ekspansi kelapa sawit di sekitar Taman Nasional Tesso
Nilo telah menyebabkan hutan terdegradasi secara masif, tutupan hutan yang
tersisa saat ini hanya sekitar 20 persen. Pola nafkah masyarakat sekitar
kawasan berubah menjadi cenderung homogen dengan satu sumber nafkah yaitu dari
perkebunan kelapa sawit. Ini menyebabkan masyarakat menjadi rentan terhadap
krisis ketika harga kelapa sawit menurun. Tingginya konsumsi pangan masyarakat
yang tergantung pasokan dari luar akan menyulitkan masyarakat ketika pendapatan
mengalami penurunan.Bagi keberlanjutan pengembangan wilayah perlunya
pengelolaan kawasan yang lebih intensif sehingga kerusakan hutan akibat
tindakan ekspansi ini bisa diatasi dan potensi konflik antara pihak perkebunan
kelapa sawit dan pertanian tanaman pangan kedepan harus diantisipasi sehingga
tidak terjadi kerentanan ekonomi rumah tangga petani.
Penulis: Nursantri Hidayah,
Arya Hadi Dharmawan, Baba Barus
Kode Jurnal: jpsosiologidd160158