ETIKA SUBSISTENSI PETANI KOPI: MEMAHAMI DINAMIKA PENGEMBANGAN AGROFORESTRI DI DATARAN TINGGI SUMATERA SELATAN
ABSTRAK: Nilai penting
agroforestri bagi petani kecil telah menjadi wacana dan kebijakan banyak pihak
di seluruh dunia. Namun, pengembangan agroforestri melalui program rehabilitasi
lahan, penghijauan dan hutan rakyat bagi petani kopi tradisional di dataran
tinggi belum menunjukkan keberhasilan. Pada kenyataannya, beberapa inovasi yang
datang dari luar dapat diterima petani. Penelitian bertujuan untuk
mendeskripsikan adopsi inovasi yang dialami petani kopi tradisional di Semende,
dengan fokus terhadap program pengembangan agroforestri. Penelitian
dilaksanakan dengan pendekatan fenomenologis deskriptif. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa sikap hati-hati petani dalam menerima inovasi yang dibawa
oleh pemerintah sebangun dengan konsep Scott tentang etika subsistensi, namun dalam
konteks yang berbeda. Bagi petani kopi, etika subsistensi adalah perspektif
tentang jaminan kecukupan pendapatan tunai untuk memenuhi kebutuhan pangan dan
kebutuhan hidup lainnya, sehingga tidak tergantung kepada orang lain dan secara
sosial dapat mengikuti kehidupan desa, bukan sekedar jaminan untuk tetap dapat
hidup. Petani kopi tradisional di Semende hanya menanam sedikit pohon dalam
kebun untuk menghindari resiko yang dapat mengurangi jaminan hidup mandiri.
Kami menyarankan agar kebijakan rehabilitasi lahan, penghijauan dan
agroforestri di kebun kopi dataran tinggi (hulu DAS) seperti di Semende
dirancang berdasarkan prinsip yang menguatkan keswadayaan petani.
Penulis: Edwin Martin, Didik
Suharjito, Dudung Darusman, Satyawan Sunito, dan Bondan Winarno
Kode Jurnal: jpsosiologidd160165