FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI MENJADI GAY DI KOTA SAMARINDA
Abstrak: Penelitian ini
mendiskripsikan dan menganalisis Faktor Yang Mempengaruhi Individu Menjadi Gay
di Kota Samarinda. Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Deskriptif Kualitatif.
Fokus penelitian yaitu Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menjadi Gay. Faktor
Psikogenetik, Faktor Sosiogenetik, Faktor Ekonomi. Sumber data yang digunakan
adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data
menggunakan penelitian lapangan yang terdiri dari observasi dan wawancara.
Analisis data yang digunakan adalah metode analisis data kualitatif model
analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor Yang Mempengaruhi Menjadi Gay
di Kota Samarinda yaitu pola asuh orang tua, peristiwa traumatik, lingkungan
dan keadaan ekonomi. Informan di Kota Samarinda, dalam memberikan jawaban
ketika di wawancara tampak ragu-ragu. Ini dikarenakan mereka tidak ingin
privasi mereka di ketahui oleh pihak lain. Penulis berusaha semaksimal mungkin
untuk mendekatkan diri dengan informan agar mendapatkan kepercayaan sehingga
informan mau bercerita secara terbuka tentang kehidupannya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penelitian ini dapat diketahui 3
dari 6 informan faktor awal mereka menjadi gay dikarenakan lingkungan.
Sedangkan 3 informan lainnya faktor lingkungan menjadi faktor pendukung mereka
menjadi gay. Penulis juga dapat menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini
pengaruh lingkungan yang ada di kota Samarinda menjadikan seorang individu
lebih cepat menyakini identitasnya sebagai gay, hal itu bisa dilihat hampir
semua informan adalah perantau dan di kota Samarinda lah mereka bertemu dan
berteman dengan individu-individu yang memiliki penyimpangan orientasi seksual
lainnya.
Saran dari penelitian ini adalah seharusnya orang tua harus memiliki
hubungan yang baik dengan anak agar hubungan orang tua-anak menjadi lebih
intensif dan anak bisa lebih terbuka dalam hal apapun serta memberikan seksual
edukasi pada anak sejak dini. Sebaiknya orang tua juga harus tau bagaimana
pergaulan anaknya bahkan setelah anak dewasa dan memberikan pengawasan dalam
pergaulan anak dan menanamkan nilai-nilai agama. Disarankan agar memberikan
terapi psikis misalnya dengan membawa anak ke ahli psikiater jika anak
mengalami peristiwa traumatik di masa kanak-kanak. Ajari anak agar lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seharusnya mulai belajar untuk
meninggalkan kehidupan tersebut, karena akan merugikan diri sendiri dan
berdampak kepada keluarga. Disarankan agar memilih pergaulan dan lingkungan
yang lebih baik serta mencari kesibukan yang bersifat positif.
Penulis: Hendra Irawan
Kode Jurnal: jpsosiologidd160105