GRAFFITI SEBAGAI PENGISI RUANG KOMUNIKASI SIMBOLIK SENI JALANAN MASYARAKAT URBAN

ABSTRAK: Ruang-ruang publik di kota lebih semarak dengan kehadiran karya-karya seni jalanan yang menampilkan keindahan visual. Konsep ruang-ruang kota berkembang dan peneri- maan masyarakat berubah dengan mencerminkan terciptanya komunikasi simbolik antara perupa jalanan   dengan masyarakat kota. Pemahaman fenomena komunikasi visual ini dapat menawarkan wawasan lain bahwa dunia kesenian dalam konteks ruang, masing- masing memiliki sifat keriangan, keberanian, ketakutan, dan kecemasan yang ditimbul- kan dari seniman graffiti. Konsepsi perupa jalanan tentang dunia kesenian, ruang, dan teks memberikan pengaruh satu sama lain, meskipun pada tingkat tertentu: ketiganya berdiri sendiri-sendiri dan terpisah. Seni jalanan ini tidak hanya sekadar karya yang mengete- ngahkan  representasi bentuk, ornamen pewarnaan, namun menjadi bagian dari sebuah kota. Seni jalanan menorehkan tema-tema yang menjadi sarana untuk saling berinteraksi, dan seni jalanan menjadi sarana untuk saling berkomunikasi secara simbolik. Visualitas dan bentuk fisik karya seni jalanan menjadi penanda entitas dalam berkomunikasi dengan berbagai topik, termasuk kritik sosial dengan berbagai kemasan visual tematis, simbolis, politis sekaligus menghibur (rekreatif), sehingga seni dalam konteks kehidupan di jalanan memiliki potensi yang lebih luas.
Kata kunci: ruang, seni jalanan, dan komunikasi
Penulis: Rudy Harjanto, Setiawan Sabana
Kode Jurnal: jpantropologidd130110

Artikel Terkait :

Jp Antropologi dd 2013