IKLAN “ORANG PINTAR MINUM TOLAK ANGIN” VS “ORANG BEJO MINUM BINTANG TOEJOEH MASUK ANGIN” PENINGKATAN PEMAHAMAN TINDAKAN KOMUNIKASI DAN ETIKA PERIKLANAN
Abstract: Beberapa perspektif
dan aliran dalam etika, yang dapat diterapkan pada tindakan komunikasi, serta mengkritisi penerapan etika dalam
berbagai bidang komunikasi. Iklan dengan tagline “Orang Pintar Minum Tolak
Angin”, sejak ditayangkan di televisi 2000 ini telah menanamkan persepsi
kepada masyarakat. Jamu Tolak Angin yang
diproduksi oleh PT Sidomuncul ini merupakan salah satu produk obat herbal berupa cairan untuk mengatasi masuk angin. Selanjutnya ada beberapa produk lain serupa misalnya
Bintang Toejoeh Masuk Angin dari Deltomed adalah jamu Tolak Angin berupa kaplet. Salah satu
tagline yang digunakan oleh Bintang Toejoeh Masuk Angin adalah “wes, ewes-ewes
bablas angine”. Tahun 2012 PT Bintang
Toejoeh juga mengiklankan produk herbal berupa tablet dengan BTMA (Bintang
Toejoeh Masuk Angin) dengan tagline “orang bejo minum Bintang Toejoeh Masuk
Angin ”. Salah satu kalimat Butet Kertarajasa dalam iklan tersebut adalah
“Orang bejo lebih untung dari orang pintar”. Kalimat pada “Orang bejo lebih untung
dari orang pintar” menyinggung iklan pada kalimat “Orang Pintar Minum Tolak
Angin” di digunakan PT Sidomuncul. Tulisan ini akan pembahasan dua iklan ini
dilihat dari perspektif Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran dan
juga dilihat dari etika yang seharusnya dilakukan perusahan dan pemilik media dalam
mengiklankan produknya.
Penulis: Tina Kartika
Kode Jurnal: jpsosiologidd160239