KEHIDUPAN WARIA DI KOTA MANADO
Abstract: Waria dalam
menjalani kehidupannya di Kota besar sering kali mendapat penolakan dari
masyarakat, hal itu dikarenakan belum terbukanya masyarakat terhadap hal-hal
yang dipandang tidak normal. Masyarakat Indonesia yang cenderung memiliki
pikiran yang masih tradisional membuat kaum waria semakin terpojokan. Karena
itu, penelitian inipun dilakukan untuk memahami serta mengkaji bagaimana waria
dalam menjalani kehidupan mereka di Kota Manado. Penelitian ini menggunakan
metode peneltian kualitatif dengan melibatkan 10 (sepuluh) informan waria. Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa kaum waria di Manado dalam menjalani kehidupan
mereka tidak jarang mengalami penolakan dari masyarakat. Belum semua masyarakat
yang ada di Manado boleh menerima waria disekitar mereka, ada masyarakat yang
bisa menerima mereka namun tak sedikit pun yang menolak mereka. Hal itu
dikarenakan stigma yang muncul dalam masyarakat dimana kalau kaum waria yaitu
mereka yang bekerja sebagai seks komersial, padahal tidak semua waria bekerja
seperti itu. Kurang mengertinya masyarakat tentang alasan atau latar belakang
seorang laki-laki menjadi waria atau kenapa mereka memilih menjadi waria
meruapakan salah satu penyebab mereka mendapat penolakan. Penolakan yang
dialami kaum waria bukan hanya dari masyarakat saja, tetapi justru penolakan datang
pertama kali dari keluarga, khususnya orangtua. Tidak ada orangtua yang
menginginkan anggota keluarganya berperilaku yang tidak normal, untuk itulah
waria mendapat tolakan keras dari keluarga. Padahal faktor keluarga jugalah
yang menyebabkan perilaku mereka terbentuk, dimana perlakuan orangtua terhadap
anak ketika mereka kecil dengan memperlakukan mereka (anak laki-laki) seperti
perempuan. Sulitnya mencari pekerjaan di Kota Manado menjadi salah satu faktor
seorang laki-laki mengubah atau memilih menjadi waria dengan alasan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. para waria ingin menjalani kehidupan layaknya
masyarakat normal pada umumnya, mereka hanya ingin berharga dimata masyarakat
dan keluarga serta diterimanya mereka diantara masyarakat, agar supaya mereka
dapat berinteraksi dengan baik bersama masyarakat.
Penulis: Valencia Villy
Mengko, Nicolaas Kandowangko, Lisbeth Lesawengen
Kode Jurnal: jpkomunikasidd160493