KETERLIBATAN PARA AKTOR DALAM PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN (STUDI KASUS DI KABUPATEN TABANAN, PROVINSI BALI)
ABSTRAK: Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui bagaimana peran aktor pemerintah, swasta atau
investor, dan kelembagaan lokal (subak dan desa pakraman) dalam pengelolaan
sumber daya lahan (termasuk air) sehingga konversi lahan pertanian dapat
dicegah. Penelitian dilakukan di Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali. Teknik wawancara
yang mendalam dan analisis stakeholder sebagai pendekatan penelitian ini.
Analisis stakeholder merupakan instrument untuk memahami konteks social dan
kelembagaan dari program atau kegiatan proyek. Tujuan dari analisis stakeholder
adalah untuk menentukan minat dan kewenangan mereka dalam mencegah konversi
lahan pertanian. Hasil memperlihatkan bahwa terdapat dua kekuatan aktor
(stakeholder) dalam pengelolaan sumberdaya lahan (termasuk air). Pemerintah
berkolaborasi dengan investor dan memiliki peran sebagai pemain, sedangkan
subak dan desa pakraman memiliki peran pada posisi objek. Relasi kuasa yang
dimainkan oleh aktor pemerintah masih bersifat dominan dibandingkan kelembagaan
lokal subak dan desa pakraman. Aktor investor yang memiliki kekuatan modal dan
bertahta sebagai ‘raja’ selalu melicinkan perencanaan-perencanaan tata ruang
yang memberikan ‘profit seeking’ terbesar bagi dirinya. Kekuasaan dipandang
sebagai mekanisme dominasi yang merupakan bentuk kekuasaan terhadap yang lain
dalam relasi yang mendominasi dengan yang didominasi atau yang berkuasa dengan
yang tidak berdaya. Dualitas tata kelola lahan (termasuk air) antar para aktor
merupakan pemecahan dualism tersebut. Dualitas itu terletak dalam fakta, bahwa
ia bisa dipandang sebagai aturan yang menjadi prinsip bagi tindakan di berbagai
ruang dan waktu, sekaligus ia merupakan hasil (outcome) dan sarana perulangan
tindakan yang karenanya mengatasi ruang dan waktu. Dualitas tata kelola lahan
(termasuk air) ini menunjukkan bahwa kedepan yang diperlukan adalah menempatkan
subak dan desa pakraman pada posisi kekuatan politik yang sejajar dengan desa
dinas dan kelembagaan pemerintah lainnya.
Kata kunci: kelembagaan lokal
(subak, desa pakraman), konversi lahan pertanian, analisis stakeholder,
dualitas tata kelola lahan
Penulis: Widhianthini, Arya
Hadi Dharmawan, Noer Azam Achsani, dan Setia Hadi
Kode Jurnal: jpsosiologidd160172