KONFLIK PENGGUNAAN LAHAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK KABUPATEN LEBAK
ABSTRAK: Pembangunan untuk
tujuan konservasi, pertanian dan permukiman memiliki nilai penting yang setara
demi kesejahteraan manusia. Kenyataan menunjukan bahwa ketiga tujuan tersebut
kerap berbenturan dan menimbulkan konflik karena masing-masing menggunakan
pengetahuan dan nilainya sendiri-sendiri. Konflik tersebut dijumpai di kawasan
hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi konflik penggunaan lahan antara konservasi dengan pertanian,
permukiman termasuk pertambangan, serta mengidentifikasi isu strategis yang
muncul dari konflik yang terjadi. Penelitian dilakukan di kawasan hutan Taman
nasional Gunung Halimun salak di Kabupaten Lebak. Penelitian ini menggunakan
kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Analisis spasial multikriteria
digunakan untuk mendeskripsikan area-area yang mengalami konflik. Isu-isu
digali dari pengamatan peta konflik, wawancara narasumber ahli dan kajian
dokumen strategis. Perumusan isu strategis didasarkan pada tingkat kesepakatan
diantara para narasumber. Hasil penelitian memperlihatkan terjadi konflik
penggunaan lahan antara konservasi dengan pertanian seluas 22.061,11 ha (49%);
antara konservasi dengan permukiman seluas 1.830,36 Ha (4%); dan antara
konservasi dengan pertambangan seluas 26.007,86 Ha (58 %). Terdapat 11 isu
strategis yang dirumuskan menjadi 3 kelompok isu dan diajukan sebagai agenda
bersama pengelolaan konflik penggunaan lahan, yaitu: (1) Isu lingkungan dan
penyelesaian tenurial, (2) Isu mitigasi bencana dan ketahanan pangan, dan (3)
Isu pengembangan infrastuktur pertanian dan permukiman.
Kata kunci: TNGHS Kabupaten
Lebak, konflik penggunaan lahan, preferensi penggunaan lahan, analisis
multikriteria
Penulis: Nurman Hakim, Kukuh
Murtilaksono
Kode Jurnal: jpsosiologidd160182