Kontestasi Kekuasaan dan Keteladanan Semu di Indonesia
Abstract: Kepemimpinan di
Indonesia merupakan persoalan yang menarik untuk ditelaah. Jika bertolak dari
tataran diakronis, secara kronologis Indonesia telah mengalami pelbagai macam
fase kepemimpinan dan rezim. Ihwal ini dapat menjadi stimulan positif jika
masyarakat dapat mengartikulasikan pengalaman bernegaranya dengan tepat.
Kontestasi kekuasaan pun tidak dapat terhindarkan, terlebih setiap pemimpin
melakukan persaingan dalam memperebutkan kekuasaan. Kontestasi ini tidak hanya
merujuk pada tingkat lokal, namun hingga tingkat nasional. Berbagai aspek pun
turut menjadi faktor utama dari kontestasi tersebut, seperti tipe kepemimpinan
aristokrasi dan demokrasi, hingga perbedaan gender pemimpinnya. Ihwal tersebut
turut mengejewantah kan bahwa keteladanan yang didasarkan atas beberapa
kontekstual, bersifat pseudo, atau semu. Dalam mengupas ihwal tersebut, telaah
yang digunakan merujuk pada pemahaman Barkerakan agen, dan Gramsci akan
hegemoni. Tidak hanya itu, Kouzes dan Posner digunakan untuk menilik parameter
keteladanan. Asumsi penulis, keteladanan merupakan unsur yang tercipta untuk
menghegomoni agen di dalamnya. Bertolak dari mempertanyakan keteladanan, maka
pembahasan akan lebih mempertimbangkan aspek agen, hegemoni dan kuasa. Penulis
menyadari bahwa tidak mungkin meneliti semua pola kepemimpinan yang ada di
Indonesia, maka rujukan contoh kepemimpinan didasarkan pada beberapa contoh di
era kolonial, orde lama, orde baru,dan pemerintahan kini. Penelitian ini
mencoba untuk mengupas persoalan keteladanan dalam kepemimpinan yang kerap
diunggulkan kepemimpinan yang ada di Indonesia.
Penulis: Michael HB Raditya
Kode Jurnal: jpsosiologidd150727