MODEL ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DALAM MENDUKUNG PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PENGGANGURAN DI PERDESAAN
Abstrak: Semakin banyaknya
pengangguran dan kemiskinan, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.
Pembangunan akan berjalan dengan baik jika ditunjang oleh wirausahawan karena
kemampuan pemerintah sangat terbatas. Oleh karena itu wirausaha merupakan
potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.
Kenyataan yang dihadapi bahwa jumlah wirausaha Indonesia masih sedikit dan
mutunya masih rendah, sehingga pembangunan wirausaha merupakan persoalan yang
mendesak bagi suksesnya pembangunan.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran mengenai orientasi kewirausahaan yang dimiliki untuk mengurangi angka
pengangguran dan kemiskinan. Memperoleh gambaran mengenai kerelasian antara
pengusaha dengan pembeli untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
Memperoleh gambaran mengenai kerelasian antara pengusaha dengan pemasok untuk
mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Memperoleh gambaran mengenai
kerelasian antara pengusaha dengan produk komplementer untuk mengurangi angka
pengangguran dan kemiskinan Memperoleh gambaran mengenai kinerja bisnis yang
mampu untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Mengetahui pengaruh
kewitrausahaan terhadap kerelasian dengan pembeli, kerelasian dengan pemasok,
dan kerelasian dengan produk komplementer. Mengetahui pengaruh kerelasian
dengan pembeli, kerelasian dengan pemasok, dan kerelasian dengan produk
komplementer terhadap kineja bisnis untuk mengurangi angka pengangguran dan
kemiskinan. Penelitian menggunakan Metode deskriptif (descriptive research),
dan verifikatif (verificative research). Unit analisis adalah para pengusaha
kecil dan mennegah yang ada di daerah pedesaan Penentuan lokasi sampel
dilakukan dengan cluster random sampling. Komoditi usaha yang dijadikan sampel
di Kabupaten Garut yaitu usaha keajinan kulit, kerajinan tenun, dan usaha
dodol. Sedangkan di Kabupaten Sukabumi adalah usaha kerajinan batu mulia,
sparpark kendaraan bermotor, pengolahan ikan asin dan usaha kripik. Hasil
sementara pelaksanaan penelitian pada tahun pertama dapat dijelaskan sebagai
berikut. Orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kerelasian dengan
pembeli, kerelasian dengan pemasok, dan kerelasian dengan produk komplementer
Wirausaha di Kabupaten Garut dan Sukabumi. Namun orientasi kewirausahaan
memiliki pengaruh yang paling tinggi adalah terhadap kerelasian dengan produk
komplementer, yaitu sebesar 0.91 atau dengan kontribusi 82%. Sementara besar
pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kerelasian pembeli hanya sebesar 0.87
atau dengan kontribusi 75% dan besar pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap
terhadap kerelasian dengan pemasok hanya sebesar 0.90 atau dengan kontribusi
sebesar 81%. Sehingga semakin meningkat/ baik orientasi kewirausahaan Wirausaha
di Kabupaten Garut dan Sukabumi maka akan semakin meningkatkan tingkat
kerelasian dengan pembeli, pemasok, dan produk komplementer Wirausaha di
Kabupaten Garut dan Sukabumi Kerelasian dengan pembeli, pemasok, dan produk
komplementer secara simultan berpengaruh terhadap kinerja bisnis Wirausaha di
Kabupaten Garut dan Sukabumi. Adapun besarnya pengaruh adalah sebesar 81%
dengan arah positif. Secara parsial kerelasian dengan produk komplementer
dominan mempengaruhi kinerja bisnis Wirausaha di Kabupaten Garut dan Sukabumi,
dibandingkan dengan faktor kerelasian dengan pembeli dan kerelasian dengan
pemasok. Sehingga dengan melihat dari dominasi pengaruh kerelasian dengan
produk komplementer maka semakin baik kerelasian dengan produk komplementer
maka akan mengakibatkan meningkatnya kinerja bisnis Wirausaha di Kabupaten
Garut dan Sukabumi.
Kata Kunci: Orientasi
Kewirausahaan, Kerelaisan dengan Pembeli, Pemasok, Produk Komplementer, Kinerja
Bisnis, Kemiskinan, Pengangguran
Penulis: Munadjat, Muhammad
Tasrif, Kartib Bayu
Kode Jurnal: jpsosiologidd160202