Modernitas dan Tragedi: Kritik dalam Sosiologi Humanistis Zygmunt Bauman
Abstrak: Bauman berpandangan
bahwa modernitas memiliki dua gejala pokok, yakni modernitas padat dan
modernitas cair. Dalam modernitas padat masyarakat tumbuhdalam bimbingan ide
dan tatanan, sementara dalam modernitas cair masyarakat danmanusia secara
paradoksal didikte oleh ilusi mengenai kecepatan dan perubahan yangterus
menerus hingga akhirnya kehilangan pendasaran. Dalam membentuk tatanan,modernitas
mensyaratkan praktik kategorisasi dan pengadministrasian. Dengan itu,modernitas
memastikan siapa yang bagian tatanan dan siapa yang bukan bagian daritatanan.
Kategorisasi berimplikasi pada ambivalansi, yakni munculnya aktor yang tidakterdefinisikan
sebagai bagian atau bukan bagian dari kategorisasi dan administrasi itu. Dalam
sejarah, mereka yang didefinisikan sebagai bukan bagian adalah mereka yangrentan
untuk dieksklusikan. Ambivalensi modernitas inilah yang kemudian berujungpada
holocaust. Berdasarkan pengalaman itu, Bauman kemudian mengajak kita untuk bukan
hanya memahami sosiologi sebagai ilmu yang memiliki komitmen terhadap kebenaran,
tetapi juga ilmu yang menghargai kekayaan dalam pengalaman manusia yang
beragam.
Penulis: R o b e r t u s R o b
e t
Kode Jurnal: jpsosiologidd150720

Artikel Terkait :
Jp Sosiologi dd 2015
- Aktivisme dan Kesukarelawanan dalam Media Sosial Komunitas Kaum Muda Yogyakarta
- Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014
- Kontestasi Kekuasaan dan Keteladanan Semu di Indonesia
- Implementasi Kebijakan Silvopastur di Cagar Alam Gunung Mutis dan Perlawanan Masyarakat Lokal
- Potensi Korupsi dalam Kebijakan Publik Studi Kasus Korupsi Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat di Provinsi Jawa Timur
- Melayu di Atas Tiga Bendera: Konstruksi Identitas Nasionalisme Masyarakat Perbatasan di Kepulauan Batam
- Intervensi Penyelenggaraan Pemilukada: Regulasi, Sumberdaya dan Eksekusi
- Security Complex Indonesia-Australia dan Pengaruhnya terhadap Dinamika Hubungan Kedua Negara
- Communal Conflict in Indonesia: Contagious or Latent Issues?
- Incorporating Spirituality and Market: Islamic Sharia Business and Religious Life in Post-New Order Indonesia
- Identitas Moral: Rekonstruksi Identitas Keindonesiaan pada Era Globalisasi Budaya
- Pola Eskalasi Konflik Pembangunan Infrastruktur: Studi Kasus Pembangunan Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang
- Membangun Bencana: Tinjauan Kritis atas Peran Negara dalam Kasus Lapindo
- Komunikasi dalam CSR Perusahaan: Pemberdayaan Masyarakat dan Membangun Citra Positif
- Karakteristik Kemiskinan dan Penanggulangannya di Kabupaten Sidoarjo
- Akuntabilitas Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat di Kota Semarang
- Local Genius dan Implementasi Pengarusutamaan Gender pada Pemerintahan Kabupaten di Sumatera Utara
- Dinamika Peran Sosial Politik Ulama dan Jawara di Pandeglang Banten
- Karakteristik Dosen dalam Memopulerkan Perguruan Tingginya melalui Facebook dan Twitter
- Konsep Diri Remaja dalam Komunikasi Sosial melalui “Smartphone”
- Pengembangan Model Tata-Kelola Keuangan dalam Mengoptimalkan Anggaran Belanja Kota Makassar
- Simbol-Simbol dalam Komunikasi Keluarga Beda Agama
- Strategi Pengembangan Kemandirian Pelaku Muda Agribisnis “ Brain Gain Actors” di Jawa Barat
- Model Pendidikan Karakter dan Kewirausahaan Berbasis Etnopedagogis di Sekolah Dasar Kampung Cikondang