PENDUDUK PRIBUMI DALAM POLITIK PERTOLONGAN BENCANA KRAKATAU 1883
ABSTRACT: Letusan Krakatau
26-27 Agustus 1883 merupakan salah satu bencana vulkanik terbesar dan terdasyat
di abad 19 setelah Gunung Tambora (1815). Letusan Krakatau 1883 telah menyebabkan
jumlah korban yang besar dan kerusakan berat, baik bagi lingkungan maupun
infrastruktur rakyat dan pemerintah, dampak dari 1etusan berupa material
vulkanik dan gelombang besar tsunami. Informasi letusan dan dampaknya ini
menyebar ke penjuru dunia dan mengundang perhatian dan sumbangan dana untuk
para korban bencana. Secara bergelombang bantuan dari nusantara dan masyarakat
intemasional mengalir ke kantung bantuan bencana yang dikelola o1eh pemerintah
kolonial Belanda. Namun, bagaimanakah bantuan perto1ongan pascabencana yang
dilakukan oleh pemerintah Belanda, terutama untuk penduduk lokal yang menjadi
korban terbesar dalam peristiwa letusan Krakatau ini? Efektifkah pengelolaan
dana bantuan untuk korban bencana yang dilakukan oleh pemerintah Belanda? Melalui
studi literatur dengan sumber laporan bantuan bencana Krakatau yang ditulis
oleh Belanda dan syair dari penduduk lokal sebagai saksi mata, tulisan ini
ingin melihat politik bencana kolonial Belanda, terutama dalam peristiwa
bencana Krakatau di Banten dan Lampung.
KEYWORDS: Gunung Berapi,
Krakatau, Kolonial Belanda, Etnis, Penduduk Lokal, Eropa, Cina, Bantuan Dan
Pemulihan Pascabencana
Penulis: Erlita Tantri
Kode Jurnal: jpsosiologidd130504