PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA, KEMISKINAN, DAN GERAK PENDUDUK: SEBUAH TINJAUAN HISTORIS
ABSTRAK: Masyarakat miskin
pedesaan pada akhirnya memilih menjadi pelaku migran dalam upaya mengatasi
sejumlah kesulitan ekonomi (mengatasi masalah kemiskinan) yang dihadapinya.
Pelaku migrasi mengambil keputusan dan berangkat menjadi migran pada akhirnya berkontribusi
secara nasional (devisa negara) di aras makro dan terlebih di aras mikro
(keluarga inti) pelaku migran-berupa remiten. Hasil remiten (khususnya
ekonomi-uang) pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan bahkan mampu
mengakumulasi asset (misal lahan dan rumah) untuk dijadikan modal bahkan ke
arah perubahan struktur agraria lokal. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan
peningkatan kesejahteraan keluarga pelaku migrasi. Perubahan kesejahteraan
masyarakat miskin ini menjadi makin baik pada akhirnya mendinamisasi masyarakat
pedesaan misalnya mobilitas sosial vertikal naik, termasuk upaya-upaya untuk
melanjutkan kontrak menjadi pelaku migran, mendorong anggota keluarga dan
komunitas menjadi pelaku migran (teori penyebab kumulatif, proposisi kemiskinan-agraria,
proposisi kemiskinan-migrasi).Tiga hipotesis pengarah sebagai gagasan awal
adalah (1) perubahan struktur agraria mempengaruhi kondisi kemiskinan; (2)
kemiskinan (agraria) mempengaruhi laju gerak penduduk; (3) gerak penduduk (menghasilkan
remiten) mempengaruhi perubahan struktur agraria, dan (3) perubahan struktur
agraria menghasilkan kemiskinan baru. Ragam implikasi pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya agraria (kondisi kemiskinan dan pilihan gerak
penduduk-migrasi internasional) berimplikasi pada perubahan struktur agraria
dan selanjutnya menghasilkan kemiskinan baru dan golongan kelas baru.
Penulis: Martua Sihaloho,
Ekawati Sri Wahyuni, Rilus A. Kinseng, dan Sediono MP. Tjondronegoro
Kode Jurnal: jpsosiologidd160169