Politisi Perempuan Dalam Bingkai Media (Analisis Framing Robert Entment Atas Pemberitaan Politisi Perempuan Di Media Cetak)
Abstract: Gebner dalam buku
Boyd-Barret, Approach to Media: a Reader (1995; 12), memperkenalkan konsep
resonansi. Hal ini terjadi saat media massa dan realitas sebenarnya
menghasilkan koherensi yang powerfull, di mana pesan media menerpa khalayak
secara terus menerus secara signifikan. Ketika realitas media mirip dengan
realitas sosial yang terjadi di lingkungannya, proses resonansi itu berlaku.
Dalam konteks kekuataannya inilah media menjadi alat ampuh dalam pembentukan
opini publik, jika asumsinya digeser ke wilayah realitas masyarakat maka opini
publik akan membentuk persepsi simpati dan empati. Peran media dalam
memberitakan kasus korupsi yang dilakukan oleh politisi perempuan yang sangat
gencar, telah memberikan pencerahan pada masyarakat akhir-akhir ini. Hampir
setiap hari Media cetak maupun Televisi menayangkan para pelaku korupsi yang
terlibat atau tertangkap tangan, bahkan sering menjadi perbincangan atau
program tersendiri dalam pengupasan persoalan korupsi. Diantara nama Perempuan
yang dituduh terlibat korupsi ini adalah Wa Ode, Miranda Goeltom, Nunun
Nurbaeti, Malinda Dee, Anggelina Sondakh, Mindo Rosalinda Manulang.
Dibandingkan dengan laki-laki yang terlibat dalam masalah korupsi serta dari
data statistik, maka sedikit sekali Perempuan yang terlibat dalam kasus korupsi
tersebut. Tetapi dalam Pemberitaan media, Perempuan yang terlibat korupsi yang
disebutkan di atas menjadikan berita yang sangat menonjol.
Penulis: Amalia Djuwita
Kode Jurnal: jpkomunikasidd160382