SELF DISCLOSURE GAY TERHAPAD KELUARGA MENGENAI ORIENTASI SEKSUALNYA
ABSTRACT: Orientasi seksual
gay dianggap menyimpang dari kehidupan normal dan keberadaannnya cenderung
ditolak oleh masyarakat. Meskipun pada awalnya orang-orang dengan orientasi seks sesama jenis berusaha
untuk menyembuyikan identitas orientasi seks mereka. Namun seiring dengan
perubahan dinamika budaya dan perilaku, orang-orang dengan orientasi seksual
gay yang dianggap menyimpang tersebut berusaha untuk menunjukkan keberadaannya kepada lingkungan. Penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan self disclosure gay pada orang tuanya mengenai orientasi
seksualnya. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses orientasi
diketahui bahwa kedua informan memilih untuk diam dan menutupi identitasnya
sebagai seorang gay kepada orang terdekat termasuk orang tua. Pada tahap
pertukaran penjajakan afektif mulai memiliki keinginan untuk mengungkapkan
status dirinya sebagai seorang gay dikarenakan adanya perasaan bersalah. Dalam proses
pertukaran afektif menunjukkan mulai terjadi interaksi yang lebih santai dan
tanpa beban pada kedua informan. Dan tahap terakhir pada proses pertukaran
stabil menunjukkan bahwa kedua informan berusaha menciptakan komunikasi yang
efisien, dalam hal ini berusaha lebih terbuka dan jujur sehingga komunikasi
terjalin dengan nyaman, tenang dan santai. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa self disclosure dapat dilakukan melalui empat tahapan penetrasi sosial,
dimana ketika seseorang telah mencapai tahap terakhir maka informasi bisa
diungkapkan dengan mudah.
Penulis: Jessica Kusiki
Kode Jurnal: jpkomunikasidd160409