APAKAH ORANG MISKIN TIDAK BAHAGIA? STUDI FENOMENOLOGI TENTANG KEBAHAGIAAN DI DUSUN DELIKSARI

Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan dan rendahnya kemampuan untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan wawancara awal, Warga Deliksari yang mengemukakan bahwa mereka masih bisa merasakan kebahagiaan dengan bisa menghargai apa saja yang ada pada diri sendiri, berkumpul dengan keluarga, dan bersyukur. Dengan keadaan yang serba kekurangan seperti itu, apakah orang miskin bahagia? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebahagiaan, faktor yang mempengaruhi kebahagiaan, dan makna kebahagiaan pada masyarakat miskin di Dusun Deliksari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara kepada 5 subjek utama penelitian, observasi partisipan, dan angket kuesioner tertutup. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dengan empat narasumber sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa meskipun berada dalam kondisi miskin ditemukan bahwa mereka mampu menemukan kebahagiaan dengan taat beribadah, menerima keadaan (nrimo), bersyukur dan kebersamaan dengan keluarga. Selanjutnya penelitian ini menemukan faktor penentu kebahagiaan antara lain kebersamaan dengan keluarga, tolong-menolong, bangga diberikan kesehatan, taat beribadah, bersyukur, humoris, pantang menyerah, menerima keadaan, dan bahagia di mulai dari diri sendiri.
Keywords: Kebahagian, Orang Miskin
Penulis: Okiana Budi Ashari; Luthfi Fathan Dahriyanto
Kode Jurnal: jppsikologikepribadiandd160072

Artikel Terkait :