Coping Stress Penyandang Tunanetra Late-Blind
Abstract: Penyandang tunanetra
late-blind adalah seseorang yang menjadi tunanetra ketika berusia diatas 12
tahun. Ketika menjadi penyandang tunanetra, individu mengalami kejadian yang
stressful di mana semua aktivitas yang semula bisa dilakukan menjadi tidak bisa
dilakukan. Dalam menghadapi stres, individu akan melakukan usaha coping stress,
yaitu usaha yang terus menerus berubah dalam menghadapi tuntutan dari luar
maupun dari dalam yang menjadi sumber ancaman seseorang. Tujuan dari penelitian
ini adalah berusaha mengetahui coping stress dari seorang penyandang tunanetra
late-blind terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan penelitian
kualitatif dan pendekatan fenomenologis, peneliti melakukan wawancara pada tiga
informan yang menjadi penyandang tunanetra setelah usia dewasa. Reaksi stres
yang paling umum ditampakkan adalah perasaan marah dan kecewa terhadap keadaan
yang menimpa diri para informan. Dalam proses menghadapi kemarahan dan
kekecewaan tersebut, para informan mendekatkan diri pada Tuhan dan berdoa.
Setelah menemukan komunitas penyandang tunanetra, para informan bisa kembali
beraktivitas seperti sebelumnya dan menerima keadaan dirinya. Selama proses
coping stress para informan membutuhkan dukungan dari orang lain, baik dalam
bentuk materi, informasi, maupun emosi. Hasil penelitian ini dapat menjadi
sumber informasi mengenai coping stress yang dilakukan oleh informan terkait
dengan kondisinya.
Penulis: Serafine Hosana
Santoso, Erlyn Erawan
Kode Jurnal: jppsikologikepribadiandd160062