Coping Stress Penyandang Tunanetra Late-Blind
Abstract: Penyandang tunanetra
late-blind adalah seseorang yang menjadi tunanetra ketika berusia diatas 12
tahun. Ketika menjadi penyandang tunanetra, individu mengalami kejadian yang
stressful di mana semua aktivitas yang semula bisa dilakukan menjadi tidak bisa
dilakukan. Dalam menghadapi stres, individu akan melakukan usaha coping stress,
yaitu usaha yang terus menerus berubah dalam menghadapi tuntutan dari luar
maupun dari dalam yang menjadi sumber ancaman seseorang. Tujuan dari penelitian
ini adalah berusaha mengetahui coping stress dari seorang penyandang tunanetra
late-blind terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan penelitian
kualitatif dan pendekatan fenomenologis, peneliti melakukan wawancara pada tiga
informan yang menjadi penyandang tunanetra setelah usia dewasa. Reaksi stres
yang paling umum ditampakkan adalah perasaan marah dan kecewa terhadap keadaan
yang menimpa diri para informan. Dalam proses menghadapi kemarahan dan
kekecewaan tersebut, para informan mendekatkan diri pada Tuhan dan berdoa.
Setelah menemukan komunitas penyandang tunanetra, para informan bisa kembali
beraktivitas seperti sebelumnya dan menerima keadaan dirinya. Selama proses
coping stress para informan membutuhkan dukungan dari orang lain, baik dalam
bentuk materi, informasi, maupun emosi. Hasil penelitian ini dapat menjadi
sumber informasi mengenai coping stress yang dilakukan oleh informan terkait
dengan kondisinya.
Penulis: Serafine Hosana
Santoso, Erlyn Erawan
Kode Jurnal: jppsikologikepribadiandd160062

Artikel Terkait :
Jp Psikologi Kepribadian dd 2016
- Kebermaknaan Hidup Individu Dengan Gangguan Skizotipal Yang Memiliki Konsep Diri Indigo
- Peranan Kepuasan Kebutuhan Dasar Psikologis dan Orientasi Tujuan Mastery Approach terhadap Belajar Berdasar Regulasi Diri
- Mahasiswa dan Internet: Dua Sisi Mata Uang? Problematic Internet Use pada Mahasiswa
- Perundungan Reaktif di Sekolah Dasar dan Intervensi Berbasis Nuansa Sekolah
- Emosi Moral dan Empati pada Pelaku Perundungan-siber
- Peran Iklim Sekolah terhadap Perundungan
- Harga Diri Seksual, Kompulsivitas Seksual, dan Perilaku Seks Berisiko pada Orang dengan HIV/AIDS
- Penerapan Manajemen Stres Berkelompok dalam Menurunkan Stres pada Lanjut Usia Berpenyakit Kronis
- Peran Efikasi Diri, Pola Asuh Otoritatif, dan Motivasi Berprestasi terhadap Kematangan Karir
- Terapi Senam Otak untuk Menstimulasi Kemampuan Memori Jangka Pendek pada Anak Autis
- Stop Ableism: Reduksi Stigma kepada Penyandang Disabilitas melalui Intervensi Bias Implisit
- General Health Questionnaire-12 (GHQ-12) sebagai Instrumen Skrining Gangguan Penyesuaian
- Eksplorasi Gaya Respons Ekstrem dalam Mengisi Kuesioner
- PERBEDAAN ACADEMIC SELF EFFICACY DITINJAU DARI JENIS GOAL ORIENTATION
- HUBUNGAN ANTARA KESESAKAN DENGAN PRIVASI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN
- APAKAH ORANG MISKIN TIDAK BAHAGIA? STUDI FENOMENOLOGI TENTANG KEBAHAGIAAN DI DUSUN DELIKSARI
- PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER
- PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU SLB DI KOTA PADANG
- Perbedaan Kesuksesan Karir Subjektif Berdasarkan Tipe Orientasi Karir Pada Karyawan Middle Level Career Di Jakarta
- Peran Budaya Organisasi Dalam Memoderasi Keterlibatan Kerja Dan Perilaku Kewargaorganisasian Pada Karyawan Non-Dosen
- Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Wanita Dewasa Muda Terhadap Kanker Leher Rahim
- Prasangka Mahasiswa Papua Pada Etnis Jawa Di Kota Malang
- PEMBENTUKAN KONSEP DIRI REMAJA PADA KELUARGA JAWA YANG BERGAMA ISLAM
- KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS REMAJA DI SEKOLAH
- Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Big Five Dengan Perilaku Makan Pada Mahasiswa UIN Suska Riau Di Pekanbaru Riau