IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DI SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Abstrak: Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mendeskripsikan  implementasi  kebijakan Bantuan  Siswa  Miskin  (BSM)  dilihat  dari  sasaran,  mekanisme  pengusulan, pengambilan  dana,  pemanfaatan  dana,  dan  tugas  dan  tanggung  jawab,  serta  faktor pendukung  dan  penghambat.  Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  kualitatif dengan  metode  deskriptif.  Subjek  penelitian  dalam  penelitian  ini  yaitu  Staf  Seksi SMP  Bidang  Pendidikan  Dasar  Disdik  Kota  Yogyakarta,  Kepala  Sekolah  dan  Guru BK SMP N 15 Yogyakarta, tiga orang siswa SMP  N 15 Yogyakarta penerima  BSM, serta  orang  tua  ketiga  siswa  penerima  BSM.  Objek  penelitian  ini  mengenai implementasi  kebijakan  program  Bantuan  Siswa  Miskin  (BSM)  tahun  pelajaran 2012/2013  di  SMP  N  15 Yogyakarta.  Instrumen  penelitian  yaitu  pedoman  observasi dan  pedoman  wawancara.  Analisis  data  menggunakan  model  Miles  dan  Huberman yaitu  reduksi,  penyajian  data,  dan  verifikasi.  Uji  validitas  data  melalui  triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sasaran BSM di SMP  N  15 Yogyakarta  adalah  siswa  yang  memiliki  Kartu  BSM  sebanyak  15  siswa. Mekanisme  pengusulan  dimulai  dari  siswa  menyerahkan  Kartu  BSM  ke  Guru  BK. Guru  BK  merekapitulasi  dan  memverifikasi  data  siswa  pemilik  Kartu  BSM  untuk dikirim  ke  Kemdikbud  melalui  Disdik  Kota  Yogyakarta.  SK  penerima  BSM dikeluarkan oleh Kemdikbud kemudian ditindaklanjuti oleh sekolah untuk mengambil dana  BSM  di  kantor  pos.  Dana  BSM  diambil  secara  kolektif  oleh  Guru  BK  dengan membawa  surat  kuasa  yang  ditandatangani  oleh  siswa.  Dana  BSM  diserahkan  oleh Guru  BK  kepada  siswa  dan  disaksikan  oleh  orang  tua  siswa.  Dana  BSM dimanfaatkan oleh siswa untuk membeli  sepatu, seragam, alat tulis, tas, dan pianika. Tugas  yang  dilaksanakan  oleh  sekolah  yaitu  mendata  siswa  penerima  Kartu  BSM, mengirim  laporan  realisasi  dana  ke  kantor  pos  dan  Disdik  Kota  Yogyakarta, menerima  pengaduan,  dan  memantau  presensi  siswa  di  sekolah.  Tugas  yang  tidak dilaksanakan oleh sekolah yaitu menyusun skala prioritas siswa calon penerima BSM, membuat  SK  Kepala  Sekolah,  dan  melakukan  pembinaan  dan  evaluasi.  Faktor pendukung implementasi: informasi yang diberikan secara rutin dari dinas ke sekolah,  adanya  rasa  saling  percaya  terkait  pemanfaatan  dana,  penggunaan  Data  Pokok Pendidikan dan Basis Data Terpadu mampu meningkatkan keakuratan sasaran. Faktor penghambat:  pelaksana  kebijakan  di  sekolah  kurang  beradaptasi  dengan  mekanisme baru,  kurangnya  pembinaan  bagi  siswa  penerima  bantuan,  sulitnya  mengumpulkan kuitansi pemanfaatan dana BSM dari siswa, terbatasnya dokumen atau arsip sekolah terkait BSM.
Kata Kunci: implementasi, kebijakan, bantuan siswa miskin
Penulis: SRI ESNAWATI
Kode Jurnal: jppendidikandd143139

Artikel Terkait :