ORIENTASI KEBERAGAMAAN EKSTRINSIK DAN FUNDAMENTALISME AGAMA PADA MAHASISWA MUSLIM: ANALISIS DENGAN MODEL RASCH

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan antara orientasi keberagamaan ekstrinsik dan fundamentalisme agama pada kalangan mahasiswa Muslim. Hal yang membedakan penelitian ini dengan berbagai penelitian sebelumnya tentang fundamentalisme terletak pada perbedaan konseptual. Landasan awal dikembangkannya penelitian ini adalah pada lahirnya prasangka atas konsep fundamentalisme, khususnya pada kalangan muslim. Dalam kajian sebelumnya, peneliti telah mengembangkan konsep fundamentalisme dengan membaginya menjadi dua bentuk, yaitu fundamentalisme patologis dan fundamentalisme non-patologis. Fundamentalisme patologis mengacu pada sikap kaku, tertutup dan menolak perbedaan pada domain agama Islam yang sifatnya partial (furuu’). Fundamentalisme bentuk inilah yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Orientasi keberagamaan ekstrinsik dikembangkan berdasarkan definisi Allport & Ross (1967), namun dengan indikator-indikator yang disesuaikan pada konteks muslim. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan model Rasch sebagai model pengukuran yang lebih kuat secara metodologis. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara orientasi keberagamaan ekstrinsik dan fundamentalisme agama pada kalangan mahasiswa Muslim dengan nilai R = 0,329 dan p = 0,002 (p<0,01).
Kata kunci: fundamentalisme agama, orientasi keberagamaan ekstrinsik
Penulis: Susilo Wibisono, Muhammad Taufik
Kode Jurnal: jppsikologisosialdd170001

Artikel Terkait :