PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BELAJAR ARITMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIS SISWA SD
Abstrak: Banyak multimedia
belajar aritmatika untuk siswa SD yang beredar di masyarakat. Apakah berisi
materi aritmatika secara lengkap, serta benar secara konsep dan proses? Apakah
menggunakan bunyi yang sesuai dengan materi, nyaman dan menggugah untuk
belajar? Apakah gambar (bentuk, warna, proporsi, dan animasi) sesuai dengan
materi dan karakter siswa SD? Untuk mengetahui hal tersebut diperlukan alat
ukur multimedia belajar aritmatika untuk siswa SD. Diperlukan metode survey
terhadap 30 keping CD belajar aritmatika untuk siswa SD kelas I sampai kelas VI
dari berbagai produksi. Hasil observasi, dapat menentukan alat ukur multimedia
belajar aritmatika untuk siswa SD yang valid dan reliabel. Diperoleh indikator
utama dalam mengukur komponen isi/materi, audio dan visual multimedia belajar
aritmatika untuk siswa SD. Alat ukur komponen isi/materi menggunakan sembilan
indikator, komponen audio lima indikator, dan komponen visual 10 indikator.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kandungan isi/materi belum lengkap.
Diperlukan peningkatan penyampaian materi secara konsep dan proses berdasar
sembilan indikator. Terutama kreativitas dalam memberikan materi, gerak visual
(animasi) dalam menyimulasikan materi, dan penggunaan ikon yang mudah dan tidak
rumit. Ditinjau dari audio, terdapat kelemahan dalam: 1) komposisi musik dari
beberapa karya yang sudah ada (tidak orsinal), 2) hubungan musik dengan visual
gerak dan materi bahan ajar, sehingga musik hanya berfungsi sebagai pelengkap,
3) pengolahan warna bunyi dalam musik (timbre) secara menarik dan komunikatif,
4) musik yang merupakan suatu rangkaian komposisi yang utuh, 5) musik yang memotivasi
siswa, 6) perhatian terhadap unsur-unsur elemen dasar musik dan instrumentasi,
7) arransemen yang terolah terkesan monoton. Ditinjau dari komponen visual,
terdapat kekuatan dalam: 1) penggunaan warna yang meriah, 2) warna warni yang
jelas tapi lembut, 3) tampilan bentuk yang tidak biasa, 4) bentuk mengarah ke
fantastik. Kelemahan yang sangat tinggi ditunjukkan dalam: 1) pengolahan unsur
gerak visual yang monoton, 2) pengolahan unsur gerak visual yang kaku, 3)
pengolahan unsur gerak visual yang tidak sesuai dengan alur penyampaian materi.
Penulis: Karlimah
Kode Jurnal: jppendidikandd143238