Perbedaan Kesuksesan Karir Subjektif Berdasarkan Tipe Orientasi Karir Pada Karyawan Middle Level Career Di Jakarta
Abstrak: Karyawan akan
melewati beberapa tahapan untuk mencapai kesuksesan karir. Karyawan pada tahap middle
level career adalah mereka yang telah memiliki pengalaman dan diharapkan telah
melakukan evaluasi terhadap pencapaian karirnya. Setelah melakukan evaluasi,
karyawan akan lebih mengetahui sejauh mana kesuksesan karir yang telah
dicapainya. Kesuksesan karir mengandung dua makna, yaitu kesuksesan karir secara
objektif dan subjektif. Dalam perjalanan karir karyawan, orientasi karir
merupakan indikator yang penting untuk mencapai kesuksesan karir. Terdapat lima
tipe orientasi karir yang memiliki karakteristik berbeda yaitu, getting high,
getting balanced, getting secure, getting free, dan getting ahead. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif
untuk melihat perbedaan
kesuksesan karir subjektif berdasarkan tipe orientasi karir pada karyawan
middle level career. Subjek penelitian
diperoleh dengan menggunakan incidental sampling terhadap sebanyak 205 orang karyawan
middle level career yang bekerja di daerah Jakarta. Data penelitian diolah
dengan menggunakan teknik statistik parametrik one way anova. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kesuksesan karir subjektif yang signifikan
berdasarkan tipe orientasi karir (F = 3.942; p = 0.004 < 0.05). Karyawan
dengan tipe orientasi getting ahead memiliki kesuksesan karir
subjektif yang lebih
tinggi dibandingkan karyawan dengan tipe orientasi karir lainnya. Hasil
penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan
dalam proses seleksi dan promosi karyawan yang sesuai dengan orientasi
karirnya.
Penulis: Sari Zakiah Akmal,
Fitri Arlinkasari, Intan Andryani
Kode Jurnal: jppsikologikepribadiandd160069

Artikel Terkait :
Jp Psikologi Kepribadian dd 2016
- Kebermaknaan Hidup Individu Dengan Gangguan Skizotipal Yang Memiliki Konsep Diri Indigo
- Peranan Kepuasan Kebutuhan Dasar Psikologis dan Orientasi Tujuan Mastery Approach terhadap Belajar Berdasar Regulasi Diri
- Mahasiswa dan Internet: Dua Sisi Mata Uang? Problematic Internet Use pada Mahasiswa
- Perundungan Reaktif di Sekolah Dasar dan Intervensi Berbasis Nuansa Sekolah
- Emosi Moral dan Empati pada Pelaku Perundungan-siber
- Peran Iklim Sekolah terhadap Perundungan
- Harga Diri Seksual, Kompulsivitas Seksual, dan Perilaku Seks Berisiko pada Orang dengan HIV/AIDS
- Penerapan Manajemen Stres Berkelompok dalam Menurunkan Stres pada Lanjut Usia Berpenyakit Kronis
- Peran Efikasi Diri, Pola Asuh Otoritatif, dan Motivasi Berprestasi terhadap Kematangan Karir
- Terapi Senam Otak untuk Menstimulasi Kemampuan Memori Jangka Pendek pada Anak Autis
- Stop Ableism: Reduksi Stigma kepada Penyandang Disabilitas melalui Intervensi Bias Implisit
- General Health Questionnaire-12 (GHQ-12) sebagai Instrumen Skrining Gangguan Penyesuaian
- Eksplorasi Gaya Respons Ekstrem dalam Mengisi Kuesioner
- PERBEDAAN ACADEMIC SELF EFFICACY DITINJAU DARI JENIS GOAL ORIENTATION
- HUBUNGAN ANTARA KESESAKAN DENGAN PRIVASI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN
- APAKAH ORANG MISKIN TIDAK BAHAGIA? STUDI FENOMENOLOGI TENTANG KEBAHAGIAAN DI DUSUN DELIKSARI
- PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER
- PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU SLB DI KOTA PADANG
- Peran Budaya Organisasi Dalam Memoderasi Keterlibatan Kerja Dan Perilaku Kewargaorganisasian Pada Karyawan Non-Dosen
- Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Wanita Dewasa Muda Terhadap Kanker Leher Rahim
- Prasangka Mahasiswa Papua Pada Etnis Jawa Di Kota Malang
- PEMBENTUKAN KONSEP DIRI REMAJA PADA KELUARGA JAWA YANG BERGAMA ISLAM
- KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS REMAJA DI SEKOLAH
- Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Big Five Dengan Perilaku Makan Pada Mahasiswa UIN Suska Riau Di Pekanbaru Riau