Stop Ableism: Reduksi Stigma kepada Penyandang Disabilitas melalui Intervensi Bias Implisit
Abstrak: Stigma kepada
penyandang disabilitas beroperasi pada dua level: eksplisit dan implisit.
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk menguji sejauh mana asosiasi antara kedua
level stigma, dan apakah intervensi bias implisit dapat mereduksi stigma
eksplisit. Partisipan (N = 98) dibagi ke dalam tiga kelompok kondisi
eksperimen, yaitu kelompok yang lebih dahulu mengerjakan (1) kuesioner stigma
eksplisit (kondisi kontrol), (2) instrumen stigma implisit, diikuti pemberian
feedback bias implisit (kondisi feedback segera), dan (3) instrumen stigma
implisit, diikuti kuesioner stigma eksplisit dan pemberian feedback bias
implisit (kondisi feedback tertunda). Stigma implisit dan feedback bias
implisit diukur melalui adopsi computer-based response-latency task berupa
Single-Category Implicit Association Test (SC-IAT), stigma eksplisit diukur
melalui kuesioner self-report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stigma
implisit tidak memiliki korelasi dengan stigma eksplisit, dan bahwa pengerjaan
SC-IAT yang diikuti oleh feedback yang tertunda dapat mereduksi sebagian stigma
eksplisit. Intervensi bias implisit berpotensi mengurangi praktik ableism,
setidaknya dalam jangka pendek.
Penulis: Cleoputri Yusainy, Slamet
Thohari, & Rachmad Gustomy
Kode Jurnal: jppsikologikepribadiandd160077

Artikel Terkait :
Jp Psikologi Kepribadian dd 2016
- Kebermaknaan Hidup Individu Dengan Gangguan Skizotipal Yang Memiliki Konsep Diri Indigo
- Peranan Kepuasan Kebutuhan Dasar Psikologis dan Orientasi Tujuan Mastery Approach terhadap Belajar Berdasar Regulasi Diri
- Mahasiswa dan Internet: Dua Sisi Mata Uang? Problematic Internet Use pada Mahasiswa
- Perundungan Reaktif di Sekolah Dasar dan Intervensi Berbasis Nuansa Sekolah
- Emosi Moral dan Empati pada Pelaku Perundungan-siber
- Peran Iklim Sekolah terhadap Perundungan
- Harga Diri Seksual, Kompulsivitas Seksual, dan Perilaku Seks Berisiko pada Orang dengan HIV/AIDS
- Penerapan Manajemen Stres Berkelompok dalam Menurunkan Stres pada Lanjut Usia Berpenyakit Kronis
- Peran Efikasi Diri, Pola Asuh Otoritatif, dan Motivasi Berprestasi terhadap Kematangan Karir
- Terapi Senam Otak untuk Menstimulasi Kemampuan Memori Jangka Pendek pada Anak Autis
- General Health Questionnaire-12 (GHQ-12) sebagai Instrumen Skrining Gangguan Penyesuaian
- Eksplorasi Gaya Respons Ekstrem dalam Mengisi Kuesioner
- PERBEDAAN ACADEMIC SELF EFFICACY DITINJAU DARI JENIS GOAL ORIENTATION
- HUBUNGAN ANTARA KESESAKAN DENGAN PRIVASI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN
- APAKAH ORANG MISKIN TIDAK BAHAGIA? STUDI FENOMENOLOGI TENTANG KEBAHAGIAAN DI DUSUN DELIKSARI
- PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER
- PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU SLB DI KOTA PADANG
- Perbedaan Kesuksesan Karir Subjektif Berdasarkan Tipe Orientasi Karir Pada Karyawan Middle Level Career Di Jakarta
- Peran Budaya Organisasi Dalam Memoderasi Keterlibatan Kerja Dan Perilaku Kewargaorganisasian Pada Karyawan Non-Dosen
- Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Wanita Dewasa Muda Terhadap Kanker Leher Rahim
- Prasangka Mahasiswa Papua Pada Etnis Jawa Di Kota Malang
- PEMBENTUKAN KONSEP DIRI REMAJA PADA KELUARGA JAWA YANG BERGAMA ISLAM
- KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS REMAJA DI SEKOLAH
- Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Big Five Dengan Perilaku Makan Pada Mahasiswa UIN Suska Riau Di Pekanbaru Riau