PROSES DEPROTEINISASI KARET ALAM (DPNR) DARI LATEKS HEVEA BRASILIENSIS MUELL ARG. DENGAN CARA ENZIMATIK
ABSTRAK: Indonesia merupakan
salah satu negara penghasil karet terbesar setelah Thailand. Sehubungan dengan
produksi karet alam di Indonesia, kultur tanaman Hevea brasiliensis secara
ekonomi sangat penting bagi negara tropis penghasil karet. Salah satu peluang
dari pemanfaatan lateks H. brasiliensis adalah dengan memproduksi karet
densitas rendah yang memiliki kadar protein yang rendah untuk digunakan sebagai
bahan pembuatan sponge untuk pipa apung lepas pantai atau sarung tangan, alat
kontrasepsi (kondom), dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menghasilkan karet alam yang memiliki densitas rendah, serta kandungan nitrogen
total yang rendah,melalui sentrifugasi dan proses deproteinisasi dengan
penambahan enzim protease(papain)dan kombinasi denaturan (β-merkaptoetanol dan
SDS) pada fraksi karet dari lateksH. brasilliensis Muell Arg. Klon PR 255.
Lateks disentrifugasi pada suhu 0oC dengan kecepatan 4.000 rpm selama 180 menit
dan 19.000 rpm selama 60 menit. Lateks akan terpisah menjadi tiga fraksi utama;
yaitu fraksi karet (atas), C serum (tengah) dan partikel koloid (bawah). Fraksi
karet diperlakukan dengan tiga variasi enzimatik. Enzimatik A, dilakukan
penambahan enzim papain. Enzimatik B, dilakukan penambahan enzim papain,
deterjen SDS dan β-merkaptoetanol secara bersamaan. Enzimatik C, dilakukan
penambahan deterjen SDS dan β-merkaptoetanol terlebih dahulu, setelah
diinkubasi selama 24 jam dilakukan penambahan enzim papain. Proses inkubasi
dilakukan selama 48 dan 96 jam, pada suhu 37oC. Densitas karet dan kadar
nitrogen total dari fraksi karet sebelum dan sesudah proses enzimatik
dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimal penurunan kadar
nitrogen didapat pada kecepatan 19.000 rpm selama 60 menit (waktuinkubasi
selama 96 jam) yaitu sebesar 88,26% dengan kadar nitrogen total sebesar 0,05%
(menurundarikadar nitrogen awal 0,40%) sertadensitasnyasebesar 0,8086 g/mL
(menurun dari densitas awal 0,9287g/mL).Kadar nitrogen total sebelum
sentrifugasi sebesar 0,40%, dan setelah sentrifugasi sebesar 0,30%. Densitas
karet tanpa sentrifugasi, sesudah sentrifugasi pada kecepatan 4.000 rpm dan
sesudah proses enzimatik C masing-masing sebesar 0,9287; 0,8986 dan 0,8168
g/mL.Sedangkan untuk kecepatan 19.000 rpm, densitas karet tanpa sentrifugasi,
setelah sentrifugasi dan setelah proses enzimatik C masing-masing sebesar
0,9287; 0,8890dan 0,8086 g/mL.
Penulis: Dewi Astrid, Inky
Febrianti, Rita Mulyasari, Ade Sholeh Hidayat, Ace Tatang Hidayat, Saadah Diana
Rachman, Iman Permana Maksum, Iman Rahayu, Ukun M. S. Soedjanaatmadja
Kode Jurnal: jpkimiadd140900