BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM DEBAT CAPRES CAWAPRES BEM REMA UPI KAMPUS TASIKMALAYA 2014
ABSTRACT: Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti terhadap kemampuan berpikir kritis
mahasiswa PGSD di Tasikmalaya. Berdasarkan studi pendahuluan hanya 30%
mahasiswa yang memahami berpikir kritis namun belum diketahui apakah mahasiswa
sudah berpikir kritis dan komponen yang muncul. Kemampuan berpikir kritis pada
mahasiswa dapat dilihat dalam kegiatan berpolitik melalui kegiatan debat Capres
Cawapres BEM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir
kritis mahasiswa dan komponen berpikir kritis yang muncul dalam debat Capres
Cawapres BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya 2014. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, metode studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di UPI
Kampus Tasikmalaya. Subjek penelitian adalah empat mahasiswa PGSD yang
mencalonkan diri sebagai Capres Cawapres BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya 2014.
Pengumpulan data menggunakan observasi melalui perekaman untuk memperoleh
gambaran mengenai berpikir kritis pada debat Capres Cawapres BEM REMA UPI
Kampus Tasikmalaya 2014 dan wawancara untuk mengklarifikasi data hasil
observasi. Hasil penelitian menunjukan beberapa komponen berpikir kritis yang
dikemukakan oleh Gubbins (Sternberg, 1986, hal. 33) muncul yaitu pemecahan
masalah (mengidentifikasi masalah utama; menjelaskan masalah; merumuskan
hipotesa dan memilih solusi terbaik), membuat keputusan (merumuskan tujuan yang
diinginkan; merumuskan hambatan untuk mencapai tujuan dan menentukan beberapa kemungkinan), acuan
muncul (kemampuan berpikir induktif: menentukan sebab akibat dan membuat
acuan), kemampuan berpikir yang berbeda (membangun banyak ide), dan evaluasi
kemampuan berpikir (mengenali hal yang mendasari anggapan). Dari 51 aspek, 11
aspek muncul dan 40 aspek tidak muncul.
Penulis: Medita Ayu Wulandari,
Hodidjah, Desiani Natalina Muliasar
Kode Jurnal: jppaudsddd151486