MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA DI INDONESIA (1946-1955)
Abstract: NU yang dikenal
sebagai organisasi sosial keagamaan yang bersifat tradisional, pada masa awal
kelahirannya hanya beranggotakan kaum laki-laki. Pada perkembangannya, tepatnya
20 tahun setelah didirikan tahun 1946, NU memiliki bagian perempuan yang saat
ini dikenal dengan nama Muslimat NU. Muslimat NU sebagai organisasi perempuan
NU yang pertama merupakan bentuk kebangkitan perempuan NU saat itu, meskipun
berada di bawah tradisi NU dengan budaya patriarkinya, para perempuan bangkit
dan mengeluarkan gagasan mengenai perlunya perempuan berorganisasi. Kajian ini
difokuskan pada proses historis lahirnya Muslimat NU dan pergerakan Muslimat NU
pada rentang waktu 1946-1955 M.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
sosiologi dalam upaya memahami persoalan secara lebih objektif. Penulis
berupaya mengungkapkan proses lahirnya Muslimat NU berdasarkan situasi sosial
yang terjadi, mengungkap pergerakan Muslimat NU setelah berdirinya, dan juga
menjelaskan keikutsertaan Muslimat NU dalam pemilu pertama pada tahun 1955.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode histori yang meliputi empat
tahap yaitu: pengumpulan sumber (heuristik), pengujian sumber (Verifikasi),
analisis (interpretasi), dan penulisan (historiografi).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa lahirnya Muslimat NU, saat itu bernama
Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM) yang merupakan sebuah kebangkitan perempuan
NU, yang dilatarbelakangi oleh situasi sosial saat itu. Pernyataan ini
didasarkan pada kegigihan para perempuan NU yang memerlukan waktu cukup lama
dalam upaya membentuk wadah bagi mereka. Upaya untuk membentuk wadah bagi
perempuan NU telah ditandai dengan hadirnya Ny. Djunaisih dan Ny. Siti Syarah
yang merintis berdirinya Muslimat NU dengan mengeluarkan gagasannya di forum
resmi NU, yakni pada acara Muktamar NU ke-13 di Menes. Peranan Muslimat semakin
maju, pada Muktamar NU tahun 1950, sudah terdapat siding kombinasi yang
melibatkan Syriyah, Tanfidziyah dan Muslimat selain menyelenggarakan
siding-sidang sendiri. Salah satu kegiatan Muslimat NU adalah bidang
pendidikan. Ini merupakan lahan yang sejak pertama kali Muslimat didirikan
mendapat perhatian penting karena pembangunan material tidak akan sukses jika
tidak diiringi pembangunan spiritual. Muslimat NU mengintensifkan pendidikan
bagi kaum perempuan sehingga dapat memperkuat dan membantu pekerjaan NU dalam
menegakkan dan melestarikan ajaran Islam. Muslimat ikut dalam membantu
mensukseskan Paartai NU dalam pemilu tahun 1955. Muslimat bertugas dibagian
kewanitaan NU dengan melakukan konsolidasi ke seluruh Indonesia. Melalui da’wa
Islam kemudian didalamnya disisipkan kalimat yang isinya mendukung suara NU
dalam pemilu tahun 1955.
Penulis: LAILATUS SYUKRIYAH
Kode Jurnal: jpsejarahdd160148