PEMBELAJARAN IPA SECARA DWIBAHASA MELALUI METODEBERCERITA UNTUK MENINGKATKAN MULTIPLE INTELLIGENCES SISWA SD LABORATORIUM UPI KAMPUS CIBIRU
ABSTRACT: Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh munculnya tren di bidang pendidikan dasar, yaitu proses
pembelajaran di sekolah dasar yang mengajarkan materi subjek dalam bahasa
Inggris sebagai media instruksi. Sekolah dasar di berbagai negara seperti
Singapura, Cina, Malaysia, dan bahkan di Inggris (Dedezade: 2006) sekalipun
telah mengaplikasikan bahasa Inggris sebagai media instruksi dalam mata
pelajaran Matematika dan IPA secara dwibahasa. Tren pendidikan dasar ini juga
sudah merambah ke Indonesia. Oleh karenanya, banyak sekolah dasar di Indonesia
yang menetapkan kebijakan bahwa guru yang mengajar di satuan pendidikan
tersebut harus memiliki keterampilan dasar bahasa Inggris agar mampu
mengajarkan materi subjek menggunakan bahasa Inggris. Konsekuensi dari hal tersebut
adalah guru sekolah dasar sebagai guru kelas tak hanya dituntut untuk dapat
menguasai berbagai konsep materi subjek, namun harus pula terampil
mengajarkannya dalam bahasa Inggris. Tujuan penelitian kali ini adalah untuk
(1) mengetahui kendala yang dihadapi guru di kelas pada pembelajaran konsep IPA
mengenai bagian tubuh hewan secara dwibahasa di kelas 2 SD melalui metode
bercerita dan (2) mengetahui aspek multiple intelligences yang mana yang dapat
ditingkatkan melalui pembelajaran IPA secara dwibahasa dengan metode bercerita.
Peneliti memperhatikan proses pembelajaran IPA secara dwibahasa pada situasi
natural melalui interaksi antara guru dengan siswa kelas 2 SD laboratorium UPI
Kampus Cibiru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan guru dalam
membelajarkan konsep IPA secara dwibahasa melalui metode bercerita masih harus
ditingkatkan. Guru terpaku pada RPP yang telah disusun sehingga tidak dapat
mengeksplorasi dan mengembangkan kegiatan bercerita dalam pembelajaran secara
terpadu. Hal ini disebabkan keterampilan bahasa Inggris guru masih kurang,
yaitu dalam hal perbendaharaan kosakata,
pemilihan kata yang sesuai dengan terminologi IPA, dan pelafalan kata
sehingga menimbulkan kesalahan konsep IPA. Kendala‐kendala tersebut menyebabkan
kurangnya kepercayaan diri guru saat melakukan tugas mengajar. (2) Pembelajaran
IPA secara dwibahasa dengan metode bercerita dapat dijadikan alternatif upaya
meningkatkan multiple intelligences siswa SD, yaitu kecerdasan naturalis,
linguistik, visual‐spasial, dan interpersonal. Saran yang diajukan peneliti
untuk meningkatkan kemampuan guru mengorganisasikan pembelajaran dwibahasa
adalah dilaksanakannya program pelatihan atau seminar bagi kelompok guru SD.
Pelatihan seperti ini dapat dilakukan melalui hubungan kemitraan antara
kelompok guru dalam satuan pendidikan dengan LPTK penyelenggara program PGSD,
salah satunya adalah UPI Kampus Cibiru.
Penulis: Novi Yanthi
Kode Jurnal: jppaudsddd090008