PROSOPOGRAPHY PENGRAJIN GERABAH DI GAMPONG ATEUK JAWO KECAMATAN BAITURRAHMAN BANDA ACEH TAHUN 1993-2016

ABSTRAK: Berdasarkan judul yang diangkat “prosopography pengrajin Gerabah di Gampong Ateuk JawoKecamatan Baiturahman Banda Aceh, 1993-2016”, maka yang menjadi tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui kehidupan pengrajin gerabah di Gampong Ateuk Jawo Kecamatan Baiturahman Banda Aceh, 1993-2016 dan (2) Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan pengrajin gerabah di Gampong Ateuk Jawo Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh, 1993-2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang dipakai adalah metode sejarah.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa (1) kerajinan gerabah di Ateuk Jawo sudah ada sejak nenek monyang mereka dahulu yang diwariskan secara turun temurun.Sistem produsi alat gerabah pengrajin Gampong Ateuk Jawo ini dengan langkah pertama mengambil tanah liat dari sawah mereka atau dibeli, diolah menjadi berbagai alat keperluan dapaur, kemudian mereka bakar dan licinkan menjadi alat yang siap pakai.Hasil produksi yang mereka hasilkan berupa kanot, beulangong, peune, tanyeun, pot bungong, guci dan lain-lain.Sistem distribusi hasil kerajinan gerabah Gampong Ateuk Jawo dilakukan dengan menjual kepada konsumen dan agen yang sudah memesan sebelumnya.Harga alat gerabah beragam tergantung ukuran besar atau kecilnya.Harnya gerabah di Gampong Ateuk Jawo sejak 1993-2016 terus meningkat. Di tahun 1993 harga satu gerabah Rp: 5.000 harga it uterus naik, hingga sekarang sudah mencapai Rp: 30.000 perbuah.Para pengrajin memilih bekerja sebagai pengrajin karena lingkungan tempat tinggal, mempertahankan tradisi nenek monyang, kurangnya lapangan pekerjaan dan sebagainya.Jumlah pengusaha gerabah Ateuk Jawo terus berkurang, karena kesulitan dalam memperoleh bahan olahan berupa tanah dan para pewaris keturunan pengrajin tidak lagi tertarik dengan pekerjaan itu sebab disibukkan oleh pekerjaan lain.  Kehidupan pengrajin gerabah Ateuk Jawo dari segi umur rata-rata para pengrajin 50 ke atas bahkan ada 80-90 tahun.Tingkat pendidikan pengrajin dari rata-rata hanya menamatkan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).Tanggungan keluarga pengrajin rata-rata berjumlah antara 5-6 orang keluarga ini masih tergolong keluarga batin/inti.Tingkat pendidikan anak pengrajin rata-rata berhasil menyelesaikan pendidikan sampai ke tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Pendapat pengrajin gerabah Gampong Ateuk Jawo rata-rata mencapai Rp: 900.000-1.200.000. sedangkan untuk pengeluaran pengrajin berupa pemenuhan kebutuhan primer/pokok, kebutuhan sekunder dan tersier.
Kata Kunci: Prosopography, Pengrajin Gerabah, Gampong Ateuk Jawo
Penulis: Rifa Putri Nadia, Alamsyah Taher, Teuku Abdullah
Kode Jurnal: jpsejarahdd170020

Artikel Terkait :