KONSELING LINTAS BUDAYA MENUJU KEMANDIRIAN KARAKTER PESERTA DIDIK
Abstrak: Sekolah adalah salah
satu tempat tumbuh berkembangnya peserta didik dalam perkembangan hidupnya.
Hampir separuh dari hari-hari semasa usia sekolah, mereka habiskan di sekolah.
Sebagian peserta didik yang pergi ke sekolah dan masuk ruang kelas melalui berbagai
perjuangan, mulai dari memahami pelajaran yang diberikan oleh guru pada hari
itu, sampai bersosialisasi dengan teman-teman sebaya maupun lintas budaya atau
budaya hidup sehari-hari. Setiap peserta didik diusia sekolah harus berjuang
untuk mengelola emosi, perilaku dan permasalahan di rumah agar ia mampu
menjalani harinya dengan baik di sekolah. Kondisi semacam ini membawa dampak
timbal balik baik bagi sekolah, maupun peserta didik serta orang tua mereka.
Oleh karena itu, tidak jarang hal ini membawa dampak yang tidak menyenangkan
seperti ketertinggalan pelajaran, maupun keterlambatan penyesuaian diri dan
pengelolaan emosi.Sekolah menjadi salah satu lingkungan terdekat, atau menjadi
mikrosistem dari peserta didik. Pada mikrosistem inilah seorang individu berinteraksi
langsung dengan agen-agen sosial, yaitu dengan teman sebaya atau guru.
Kisah-kisah sukses peserta yang
berprestasi di sekolah membawa nama harum nama sekolah dalam berbagai kompetisi
baik di dalam maupun di luar negeri juga tidak sedikit. Hal ini menggambarkan
bahwa ada lingkungan sosial yang kondusif walaupun berbeda watak dan karakter
lintas budaya tidak lain hanyalah untuk pengembangan prestasi peserta didik
tersebut. Secara umum kondisi ini menggambarkan dua sisi yang kontradiktif dari
dunia persekolahan kita. Di satu sisi, sekolah dapat menjadi lingkungan yang
suportif bagi perkembangan anak dan remaja, di mana pengembangan dan
aktualisasi potensi siswa dapat optimal. Namun di sisi lain sekolah dapat
menjadi lingkungan yang justru menimbulkan masalah emosi dan perilaku pada
peserta didik yang menjadi siswa.
Penulis: Istina Rakhmawati
Kode Jurnal: jpbkdd160344