MODEL DIALOG “4D” UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MULTI KULTURAL SISWA SMA DI KOTA MALANG
ABSTRACT: Seorang konselor
akan dikatakan profesional apabila mampu menguasai konsep dan praksis asesmen
untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah siswa, menguasai kerangka
teoretik dan praksis Bimbingan dan Konseling (BK), merancang program BK,
mengimplementasikan program BK yang komprehensif, menilai proses dan hasil
kegiatan BK, memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional serta
menguasai konsep dan praksis penelitian dalam BK. Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan. Tahap analisis kebutuhan dilakukan dengan metode
survey. Namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan konselor yang belum
menguasai keseluruhan kompetensi diatas. Hal ini juga disebabkan karena
banyaknya tugas dan tanggung jawab konselor sekolah dalam menangani
permasalahan siswa dibandingkan jumlah konselor di sekolah. Secara ideal satu
konselor memegang 150 siswa di Sekolah (Permendiknas No 27 tahun 2008). namun
pada kenyataaaa dilapangan berdasarkan hasil observasi pada beberapa Sekolah
Menengah Atas (SMA) di kota Malang,
konselor memegang lebih dari 150 siswa bahkan ada yang memegang sampai
lebih dari 500 siswa. Dari uraian data sebagai dipaparkan, dapatlah disimpulkan
sebagi berikut. (1) Banyak konselor mengeluh terhadap suasana sekolah yang
kurang memungkinkan konselor melaksanakan konseling dengan baik, (2) Konselor
membutuhkan alternative strategi layanan individual akibat mereka kesulitan
menerapkan pendekatan konseling dalam semua situasi, (3) Konselor harus kreatif
dalam menerapkan layanan dan setrategi konseling untuk memberi layanan kepada
siswa dengan baik.
Penulis: IM Hambali
Kode Jurnal: jpbkdd160191