STUDI TENTANG DAYA TANGGUH (RESILIENSI) ANAK DI PANTI ASUHAN SIDOARJO
Abstract: Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui (1) latar belakang dan karakteristik anak di panti
asuhan sidoarjo, (2) tingkat daya tangguh (resiliensi) yang dimiliki anak di
panti asuhan dan berapa masing – masing prosentasenya, (3), aspek – aspek yang
membentuk daya tangguh (resiliensi) dan (4) faktor – faktor yang
melatarbelakangi tingkat daya tangguh (resiliensi) yang anak – anak di panti
asuhan miliki.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan mix method yang menggabungkan
antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian
kuantitatif didapatkan melalui angket, sedangkan untuk data dalam penelitian
kualitatif diperoleh melalui wawancara
kepada subjek penelitian dan informan pendukung. Analisis data yang digunakan
menggunakan triangulasi, baik triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Populasi dalam penelitian sebanyak 80 anak yang tinggal di empat panti asuhan
yang ada di sidoarjo dengan rentang umur antaara 15-17 tahun. Subjek penelitian
diambil sebanyak 10 anak dari tiga kategori tingkat daya tangguh (resiliensi)
yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah dari populasi. Instrumen pengumpulan
data menggunakan angket dan wawancara.
Hasil penelitian yang diperoleh terkait karakteristik anak di empat panti
asuhan di sidoarjo adalah yatim, yatim piatu, broken home, dan berasal dari
keluarga tidak mampu. Sedangkan untuk tingkat daya tangguh (resiliensi) anak di
panti asuhan sidoarjo menunjukkan untuk kategori tinggi (18%), kategori sedang
(66%), dan kategori rendah (16%). Aspek – aspek resiliensi yang dimiliki oleh
subjek peneltian tidak berbanding lurus dengan tingkat daya tangguh
(resiliensi) yang subjek penelitian miliki. Misalnya untuk anak dengan kategori
resiliensi tinggi, tidak semua aspek yang dimiliki juga tinggi. Faktor-faktor
anak memiliki tingkat daya tangguh (resiliensi) tersebut ialah anak dengan
kategori resiliensi tinggi akan tenang saat mengambil keputusan dan terbuka kepada
orang lain untuk berbagi masalah yang sedang dihadapi. Sedangkan untuk anak
kategori resiliensi sedang lebih memilih netral, kadang terbuka dan tertutup
pada orang lain. Namun untuk anak dengan resiliensi rendah menunjukkan bahwa
mereka tertutup dengan orang lain dan lebih memilih untuk menghindari masalah
yang sedang mereka hadapi.
Penulis: MAULIDA KHOIRUN NISA
Kode Jurnal: jpbkdd160151