PENANGGULANGAN EROSI PANTAI KUALA PENET KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Abstrak: Kondisi Pantai Kuala
Penet di masa lalu adalah hutan bakau, berlumpur, sedikit berpasir, banyak
sungai yang mengangkut sedimen suspensi ke laut dan kemiringan laut / pantai
sangat landai. Akibat penebangan yang dilakukan oleh penduduk, hutan bakau yang
selama ini ada telah tergantikan oleh lahan tambak yang dimiliki secara
perorangan oleh masyarakat setempat. Karena itu pantai di Kuala Penet Labuhan
Maringgai mengalami erosi yang cukup parah karena gelombang yang datang
menghantam langsung ke daerah pantai tersebut. Penyebab terjadinya kerusakan
Pantai Kuala Penet adalah erosi yang ditimbulkan oleh gelombang. Usaha penanggulangan Pantai Kuala Penet sudah
pernah dilakukan oleh swadaya masyarakat, namun hasilnya kurang maksimal. Erosi yang terjadi di Pantai Kuala Penet
antara 5 -71 m dalam 3 tahun.
Dengan beberapa perbandingan kelayakan bangunan pantai, tipe bangunan
yang paling dapat diterapkan untuk mengatasi pantai yang terkena erosi adalah
bangunan revetment, karena mudah, mudah dalam pelaksanaan, bahan mudah didapat
dan masyarakat dapat berperan dalam pelaksanaannya.
Konstruksi organik atau hutan bakau juga diterapkan, karena fungsi hutan
bakau adalah untuk mengembalikan kondisi ekosistem pantai. Selain melindungi pantai, pohon bakau dapat
melindungi keberadaan tambak rakyat yang ada disepanjang pantai. Kedua kombinasi
alternatif berupa bangunan pengaman pantai dan penanaman hutan bakau akan
mendapatkan hasil yang lebih baik.
Usaha non teknis yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi
kerusakan pantai akibat gelombang adalah dengan menerapkan peraturan daerah dan
hukum yang berkaitan dengan pembatasan daerah pantai yang boleh dikelola atau
yang dapat dibuat permukiman oleh penduduk.
Penulis: Eva Rolia
Kode Jurnal: jptsipildd140772