ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA – MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA – KAROMBASAN)

Abstract: Adanya pengemudi (sopir) angkutan kota yang tidak menerapkan trayek dengan teratur, seringkali merugikan masyarakat dengan lamanya menunggu angkutan kota. Untuk mengetahui apakah jumlah angkutan kota yang ada sudah memenuhi terhadap kebutuhan masyarakat, maka perlu dilakukan penelitian.
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua cara, yaitu Home Interview Survey dan Wawancara Langsung di Terminal. Jumlah Kepala Keluarga yang disurvey untuk Home Interview Survey adalah sebanyak 240 KK atau sebanyak 1027 orang, pada penduduk di delapan zona penelitian. Sedangkan, untuk survey wawancara langsung dilakukan di tiga terminal yaitu terminal Pusat Kota, terminal Malalayang dan terminal Karombasan, pada waktu pagi jam 06.00-10.00 untuk mendapatkan jumlah penumpang dari zona external yang secara regular menuju atau melewati zona internal. Berdasarkan hasil survey Home Interview Survey terdapat 755 orang yang bepergian dan hanya 447 orang yang menggunakan angkutan kota. Dan hasil survey wawancara langsung di terminal menunjukkan total pergerakan yang menggunakan angkutan kota adalah sebesar 40 orang.
Analisis kebutuhan angkutan kota di kota Manado untuk studi kasus trayek Pusat Kota – Malalayang dan trayek Pusat Kota – Karombasan, dilakukan dengan melakukan pemodelan bangkitan, sebaran pergerakan, dan perhitungan pembebanan arus lalulintas. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah y = 645,8 + 0,435x ,dengan koefisien determinasi (R²) adalah sebesar 0,828 oleh variabel (y) jumlah yang bepergian dengan menggunakan angkot dan variabel (x) jumlah penduduk. Hasil pemodelan sebaran pergerakan angkutan kota menyatakan bahwa jumlah kebutuhan angkot adalah sebesar 1266 kendaraan pada zona penelitian.  Jumlah angkutan kota (aktif) pada tahun 2014 adalah sebesar 1261 kendaraan. Selisih perhitungan berdasarkan model dan kondisi eksisting adalah sebesar 5 kendaraan dari 1261 kendaraan atau sebesar 0,39 % dengan seat faktor 0,78. Pada tahun 2020 kebutuhan angkutan kota meningkat sebesar 2430 kendaraan atau sebesar 1,93 kali lipat dari angkutan kota tahun 2014.
Kata Kunci: Jumlah angkutan kota, penduduk, jumlah orang yang bepergian dengan angkot, seat factor
Penulis: Diah Anggraeni Damiyanti Masalle, M. J. Paransa, Theo K. Sendow
Kode Jurnal: jptsipildd160409

Artikel Terkait :