ANALISIS KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL KOTA METRO (STUDI KASUS PERSIMPANGAN JALAN, RUAS JALAN JEND. SUDIRMAN, JALAN SUMBAWA, JALAN WIJAYA KUSUMA DAN JALAN INSPEKSI)

Abstrak: Simpang adalah pertemuan atau percabangan jalan baik sebidang maupun yang tak sebidang. Simpang merupakan tempat yang rawan terhadap kecelakaan karena terjadinya konflik antara pergerakan kendaraan dengan pergerakan kendaraan lainnya. Lokasi penelitian ini merupakan daerah yang cukup padat, dimana disekeliling persimpangan terdapat kawasanpertokoan, perkantoran, kawasan bisnis, dan pendidikan, memiliki volume arus lalu lintastinggi, sering terlihat kendaraan dari jalan utama melakukan pergerakan manuver memutararah (u-turn), sering terjadi kemacetan, kecelakaan dan gangguan kelancaran arus lalu lintas yang disebabkan adanya konflik- konflik yang timbul akibat kendaraan yang melintas dari lima arah yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja simpang tidak bersinyal pada persimpangan jalan, ruas Jl Jend. Sudirman, Jl Sumbawa, Jl Wijaya Kusuma dan Jl Inspeksi yang ada dalam kondisi existing saat ini berupa derajat kejenuhan,tundaan dan peluang antrian dengan pendekatan MKJI 1997 serta memberikan masukan atau solusi pemecahan permasalahan pada simpang tersebut. Metoda yang digunakan adalahdengan melakukan pengumpulan data primer dan data sekunder, survey volume lalu lintas,survey kecepatan, serta survey hambatan samping. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwaarus lalu lintas tertinggi terjadi pada hari Senin jam puncak siang pukul 12.00-13.00 sebesar2593 kend/jam atau 1971,3 smp/jam dengan kapasitas 2215,7 smp/jam, derajat kejenuhan0,88. Dari nilai derajat kejenuhan dapat diketahui bahwa kinerja simpang ini tergolongkelas E, melebihi nilai yang disyaratkan MKJI 0,75. Penanganan yang sesuai dengankinerja simpang tersebut dalam menguraikan permasalahan kemacetan, kecelakaan dan kelancaran arus lalu lintas yaitu dengan memasang rambu lalu lintas dilarang putar balik (UTURN),memasang lampu lalu lintas satu warna (kuning), dan menutup batas tengah jalanutama (Jl. Jendral Sudirman) dengan median berupa beton pracetak yang bisa dibuka bila diperlukan sepanjang 33 meter, karena secara geometrik jalan utama pada persimpangan ini menikung hingga pandangan untuk kendaraan lain kurang bebas.
Kata Kunci: Simpang Tidak Bersinyal, Kapasitas, Derajat Kejenuhan, Tundaan
Penulis: Leni Sriharyani, Ida Hadijah
Kode Jurnal: jptsipildd160716

Artikel Terkait :