ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DI KELURAHAN LEMPUING KOTA BENGKULU MENGGUNAKAN PERCEPATAN MAKSIMUM KRITIS
Abstract: Pada tanggal 12
September 2007, gempa dahsyat berkekuatan 7,9 SR, mengguncang Propinsi
Bengkulu. Kejadian gempa tersebut menyebabkan kerugian yang besar, di antaranya
runtuhnya bangunan rumah tinggal penduduk dan gedung, rusaknya sarana-prasarana
infrastuktur, hingga terjadinya beberapa bencana ikutan lainnya, seperti
longsoran dan likuifaksi. Fenomena likuifaksi akibat gempa tersebut, ditemui
hampir secara massif di kawasan pesisir Provinsi Bengkulu. Salah satu daerah
yang terkena dampak likuifaksi adalah Kelurahan Lempuing, yang letaknya di
pesisir pantai barat sumatera. Belajar dari pengalaman di tahun 2007, sebuah
studi mengenai potensi likuifaksi berdasarkan data penyelidikan tanah di
Kelurahan Lempuing dirancang untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi likuifaksi berdasarkan percepatan maksimum kritis yang
menjadi syarat minimal percepatan maksimum gempa (peak ground acceleration
(PGA)), yang memicu potensi likuifaksi dalam keadaan kritis atau yang memiliki
faktor aman (FS) bernilai 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa akibat PGA kritis
rata-rata, nilai faktor aman yang dihasilkan berkisar antara 0,503 dan 2,64.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa secara umum, likuifaksi berpotensi
terjadi pada kedalaman 0 sampai 6 meter, meskipun pada titik penyelidikan
tertentu likuifaksi juga berpotensi terjadi pada kedalaman 7,5 sampai 8,5
meter. Analisis probabilitas likuifaksi menunjukkan bahwa semakin besar faktor
aman, maka probabilitas likuifaksi menjadi semakin kecil. Hasilanalisis ini
juga menunjukkan bahwa probabilitas kritis untuk FS = 1, bernilai 0,54 (54%).
Penulis: Lindung Zalbuin Mase,
Andri Krisnandi Somantri
Kode Jurnal: jptsipildd160783