Evaluasi Tingkat Kelelahan pada Pengemudi Bus di Kota Bandung
Abstrak: Kota Bandung saat ini
mengalami pertumbuhan penduduk mencapai 3% setiap tahunnya, sehingga kebutuhan
akan transportasi umum sangat tinggi serta tingkat kemacetan yang timbul semakin
tinggi pula. Kemacetan yang panjang berdampak pada penurunan kewaspadaan dan timbulnya
risiko kecelakaan karena waktu berkendara yang relatif lebih beragam. Menyadari
akan risiko kecelakaan yang diakibatkan oleh kelelahan maka diperlukan
pengukuran kelelahan pada pengemudi bus di kota Bandung yang belum pernah
dikaji. Penggunaan alat ukur untuk mendeteksi kelelahan saat ini sangat beragam
sehingga diperlukan alat ukur terbaik untuk mendeteksi kelelahan pengemudi bus
di kota Bandung. Pengukuran kelelahan menggunakan indikator variabilitas denyut
jantung dengan menggunakan alat Polar RS800CX (RMSSD dan LF/HF) dan skala
tingkat kelelahan dengan kuesioner Visual Analog Scale (VAS). Kuesioner VAS
menunjukkan sebanyak 29,9% pengemudi bus Damri mengalami peningkatan kondisi
kelelahan dan Polar RS800CX menunjukkan 46% peningkatan kondisi kelelahan.
Kriteria selang interval waktu berkendara menunjukkan hasil yang signifikan.
Pada penelitian ini, kuesioner VAS mampu mendeteksi kelelahan dibanding alat
ukur Polar RS800CX. Korelasi alat ukur antara kuesioner VAS dengan Polar
RS800CX (parameter rasio LF/HF) sebesar 0.025 yang menunjukkan nilai signifikan
dan kedua alat tersebut mempunyai kekuatan yang sama dalam mengukur kelelahan.
Setengah set data pengemudi menunjukkan peningkatan kondisi kelelahan interval
waktu berkendara 2 hingga 2,5 jam sehingga pemberlakuan jam istirahat pada waktu
tertentu setelah mengemudi selama 1 ritase sangat dianjurkan. Jam kerja yang
tidak berimbang antara waktu mengemudi pagi dan siang berpontensi timbulnya
peningkatan kondisi kelelahan sehingga pihak Damri sebaiknya mengkaji ulang
pembagian waktu mengemudi.
Penulis: Asterina Febrianti,
Yassierli, Manik Mahachandra
Kode Jurnal: jptindustridd160176