Kinerja Model Struktur Gedung Lima Lantai Pada Kondisi Tanah Keras Di Wilayah Banyumas Akibat Beban Gempa SNI 03-1726-2002 Dan SNI 03-1726-2012
Abstract: Indonesia menempati
posisi ketiga dunia dari 153 negara yang memiliki potensi bahaya gempa. Hal ini
disebabkan Indonesia merupakan tempat bertemunya tiga lempeng besar dunia yaitu
Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antara
ketiga lempeng inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki aktivitas
kegunungapian dan kegempaan yang tinggi. Perubahan peraturan gempa Indonesia
berpeluang menyebabkan terjadinya perubahan kinerja struktur gedung. Makalah
ini bertujuan untuk mengkaji kinerja model struktur gedung lima lantai pada
kondisi tanah keras di wilayah Banyumas akibat beban gempa SNI 03-1726-2002 dan
SNI 03-1726-2012, yang dilakukan dengan analisis beban dorong (pushover). Hasil
kajian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan gaya geser dasar sebesar 1,48%
pada model struktur gedung saat tercapai titik kinerja (performance point).
Displacement yang terjadi mengalami peningkatan sebesar 19,61% sedangkan daktilitas
mengalami penurunan sebesar 43,14%. Kinerja model struktur gedung tidak
mengalami perubahan yaitu tetap pada level Immediate Occupancy dimana tidak
terdapat kerusakan yang berarti pada struktur, kekuatan dan kekakuannya
kira-kira hampir sama dengan kondisi sebelum gempa. Komponen nonstruktur masih
berada ditempatnya dan sebagian besar masih berfungsi jika utilitasnya
tersedia. Gedung dapat tetap berfungsi dan tidak terganggu dengan masalah
perbaikan.
Penulis: Yanuar Haryanto,
Gathot Heri Sudibyo, Nanang Gunawan Mariyatno
Kode Jurnal: jptindustridd150570