PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM) DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI NON-KATALIS
Abstrak: Minyak bumi merupakan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui karna dalam pembentukannya
memerlukan proses berjuta-juta tahun lamanya. Penggunaan minyak bumi di
Indonesia mengalami peningkatan yang sangat drastis seiring dengan bertambahnya
jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat pula. Hal ini tidak sebanding
dengan persediaan minyak bumi yang dieksploitasi secara masal sehingga
jumlahnya semakin menipis. Masalah tersebut yang mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian membuat biodiesel sebagai bahan bakar alternatif dari
minyak biji nyamplung, sehingga dapat mengetahui karakteristik hasil biodiesel
dari minyak biji nyamplung dengan metode non-katalis sesuai dengan SK Direktorat
Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 2013, Dirjen Migas 2006,
dan Standart FBI (Forum Biodiesel Indonesia) tahun 2005. Dalam proses pembuatan
biodiesel metode non-katalis ada empat tahap yaitu: 1) Pengumpulan bahan baku
biji nyamplung. 2)Penjemuran biji nyamplung. 3) Pengepresan biji nyamplung. 4)
Penyaringan minyak biji nyamplung. 5) proses transesterifikasi non-katalis yang
berlangsung didalam BCR (Bubble Column Reactor) dengan temperatur 150˚C, 125˚C,
100˚C, dan Rasio Molar (RM = 60; RM = 50; RM = 40; RM = 30). 6) Produk yang
dihasilkan dari BCR dipisahkan menggunakan rotary evaporator 7) Kemudian
campuran methyl ester dan gliserol dipisahkan menggunakan centrifuse (alat
pemisah), maka diperoleh biodiesel dengan kualitas baik. Hasil methyl ester
(Biodiesel) yang optimal dihasilkan pada Temperatur (T = 125 0C) dan Rasio
Molar (RM = 40) sebesar Methyl ester (ME = 80 ml) dari 200 ml minyak biji
nyamplung dan didapat rendemen Methyl ester sebesar 40%. Hasil uji
karakteristik biodiesel dari minyak biji nyamplung metode non-katalis pada
temperature 125˚C dan rasio molar 40. Jika dibandingkan dengan standart Dirjen EBTKE 2013, Dirjen Migas 2006, dan
Standart FBI (Forum Biodiesel Indonesia) tahun 2005 yaitu: flash point 97˚C,
water content 0,003782 %/Vol, cetane number 50,58, dan residu karbon mikro
0,180%/massa, Densitas 0,859 g/cm3 sudah memenuhi standart tersebut. Sedangkan
hasil uji karakteristik biodiesel yang
masih belum memenuhi SK yaitu: viskositas 6,8 mm2/s, FFA 0,04%. Banyaknya karakteristik
biodiesel belum memenuhi standart Dirjen EBTKE 2013 diduga karena belum melalui
proses degumming.
Penulis: Indra Setiawan, I
Wayan Susila
Kode Jurnal: jptmesindd170026