PENGARUH VARIASI JARAK TULANGAN VERTIKAL TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS)
ABSTRACT: Indonesia merupakan
negara dengan intensitas gempa bumi vulkanik dan tektonik cukup aktif oleh
karena itu diperlukan struktur-struktur yang mampu bertahan selama gempa yang
terjadi. Dinding geser merupakan dinding struktur yang diaplikasikan untuk
menahan gaya momen, geser dan aksial. Pembuatan dan uji pembebanan siklik
terhadap tiga spesimen benda uji dengan menggunakan material utama yaitu semen,
air, agregat kasar dan agregat halus untuk mutu desain 20 Mpa serta tulangan
polos ᴓ8 untuk pondasi dan dinding geser dengan rasio tulangan dinding geser
vertikal 2,44% serta rasio tulangan horizontal 5,54%. Dinding geser pertama
yaitu dengan jarak antar tulangan vertikal 50 mm. Dinding geser kedua yaitu
dengan jarak antar tulangan vertikal 40 mm. Dinding geser ketiga yaitu dengan
jarak antar tulangan vertikal 30 mm. Untuk masing-masing spesimen memiliki
jarak antar tulangan horizontal 150 mm dengan tingga benda uji 800 mm, lebar
400mm serta tebal 80 mm. Pembebanan aksial yang diberikan sebesar 5% dari
kapasitas desain benda uji. Pembebanan lateral yang diberikan berupa pembebanan
siklik. Pada penelitian dilapangan dikarenakan berbagai kondisi maka spesimen
dengan jarak antar tulangan vertikal 50 mm (jarak tengah tulangan 65mm)
memiliki beban lateral 6780 kg, µpeak load =1,645, µSimp max load = 2,742 dan
Ktangential= 678,154 kg/mm juga Ksecant= 464,829 kg/mm. Spesimen dengan jarak
antar tulangan vertikal 40 mm (jarak tengah tulangan 105mm) memiliki beban
lateral 7650 kg, µpeak load =1,137, µSimp max load = 2,274 dan Ktangential=
583,658 kg/mm juga Ksecant= 434,98 kg/mm. Spesimen dengan jarak antar tulangan
vertikal 30 mm (jarak tengah tulangan 165mm) memiliki beban lateral 6782 kg,
µpeak load =1,959, µSimp max load = 3,919 dan Ktangential= 1090,178 kg/mm dan
Ksecant= 553,678 kg/mm.
Penulis: Jackson Bernath
Simanjuntak, Ari Wibowo, Ming Narto Wijaya
Kode Jurnal: jptsipildd170253