PERBANDINGAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN PERHITUNGAN ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA PADA PROYEK TOL MEDAN-KUALAMU (STUDI KASUS ABUTMEN 2 JEMBATAN PALUH SEBRAS)
Abstrak: Pondasi yaitu
bangunan bawah tanah (sub structure) dari suatu konstruksi yang merupakan
bagian penting untuk meneruskan beban konstruksi di atasnya (upper structure)
dan beban lainnya seperti gempa, angin dan lainnya ke lapisan tanah keras di
bawah pondasi tersebut. Untuk itu, pondasi suatu struktur bangunan harus
diperhitungkan daya dukungnya agar dapat menjamin kestabilan bangunan dalam
menahan beban yang bekerja dan tidak terjadi penurunan melebihi batas yang telah
ditentukan. Pada Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu
(Abutmen 2 Jembatan Paluh Sebras Sta.40+950) akan dicari nilai daya dukung
aksial perencanaan pondasi tiang pancang berdasarkan data SPT memakai metode
Mayerhoff, data Kalendering memakai metode Danish dan ENR dan perhitungan daya
dukung dengan Metode Elemen Hingga. Daya dukung lateral dihitung menggunakan
metode Broms. Dan menghitung penurunan elastis tiang pancang yang terjadi.
Serta menghitung efesiensi dan daya dukung kelompok tiang. Metode pengumpulan
data adalah dengan melakukan observasi lapangan serta pengambilan data dari
perusahaan jasa pemancangan.Perhitungan daya dukung ultimit tiang berdasarkan
data SPT pada titik Bore Hole 2 pada kedalaman 24,54 meter adalah 215,01 Ton,
nilai ini tidak berbeda jauh dari hasil perhitungan dengan metode elemen hingga
yaitu sebesar 228,64 Ton. Daya dukung
ultimit pondasi dari pengujian Kalendering dengan metode Danish sebesar 237,29
Ton sedangkan dengan metode ENR sebesar 105,34 Ton. Daya dukung lateral ultimit
berdasarkan Metode Broms pada Bore Hole 2 secara analitis sebesar 26,19 Ton dan
secara grafis sebesar 24,4 Ton. Penurunan elastis yang dihasilkan secara
analitis sebesar 14,905 mm dan berdasarkan Metode Elemen Hingga sebesar 21,66 mm.Terdapat
sedikit perbedaan daya dukung dan penurunan dengan beberapa metode yang
digunakan. Perbedaan daya dukung dan penurunan tersebut dapat disebabkan oleh
perbedaan jenis tanah, cara pelaksanaan pengujian yang bergantung pada
ketelitian operator dan perbedaan parameter yang digunakan dalam perhitungan.
Penulis: Mangasitua P Sinaga
Kode Jurnal: jptsipildd160361