Perilaku Sambungan Balok-Kolom Pracetak Bataton Berdasarkan Metode Eksperimental
Abstract: Konstruksi pracetak
banyak digunakan di Indonesia karena memiliki beberapa keunggulannya. Sistem
pracetak bataton memiliki keunggulan pengurangan global warming karena
mengurangi pemakaian bekisting. Sistem pracetak memiliki kelemahan pada
sambungan sehingga sambungan didesain agar berperilaku dengan baik dalam
mentransfer beban. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik
sambungan balok-kolom akibat beban siklik dengan program pembebanan berdasarkan
ACI T1.1-01 yang mensimulasikan beban gempa. Hasil pengujian diperoleh beban
lateral maksimum rerata sampel monolit sebesar 26,45 kN, sedangkan pracetak
terjadi penurunan 17,58%. Kekakuan rerata sampel monolit pada saat leleh
sebesar 0,52 kN/mm, sedangkan kekakuan pracetak terjadi penurunan 32,69%.
Hysteretic loop sampel monolit lebih besar dibandingkan dengan pracetak, hal
ini menunjukkan sampel (M) memiliki disipasi energi yang lebih besar. Hubungan
antara hysteretic energy (HE) dan potential energy (PE) terhadap siklus
pengujian menunjukkan sampel monolit memiliki HE dan PE lebih besar jika
dibandingkan pracetak. Nilai rerata EVDR monolit dan pracetak berkisar antara
6% -14%. Menurut Pas (1990), rasio redaman pada sistem struktur biasanya
teredam.
Penulis: Alamsyah
Kode Jurnal: jptindustridd140629